Derap Nusantara

Memberdayakan Botol Plastik Jadi Perahu Pengangkut Sampah

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat daerah ibu kota itu memproduksi 1.900 hingga 2.000 ton sampah plastik setiap hari.

ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Salah satu pengawas UPSBA Pos Duren Sawit Alfon Donal menunjukkan perahu yang dibuat dari botol plastik bekas, Jakarta, Sabtu (6/4/2024). 

Uniknya, perahu yang melintas di Kali BKT sepanjang delapan kilometer itu benar-benar keseluruhan dibuat dari botol plastik yang dirakit kemudian disulam memakai benang.

Kekuatan dari perahu botol plastik itu tidak perlau diragukan, karena sudah digunakan sekitar dua bulan tidak pernah bocor.

Meskipun demikian, saat digunakan, harus melihat situasi yang kondisi sungai, mulai dari menyesuaikan ketinggian air dan kecepatan arus.

Sementara, pegiat Kampanye Polusi dan Perkotaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Abdul Ghofar mengatakan sesuai Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan, perlu didorong untuk mengurangi sampah, terutama plastik dan anorganik, dengan basis gerakan guna ulang atau "reuse".

Perputaran penggunaan ulang sampah sangat penting, seperti tempat makan maupun botol minum bisa dipakai ulang bersamaan dengan digencarkan larangan penggunaan plastik.

Selain itu, perlu adanya program pengadaan rumah kompos di setiap lingkungan RT maupun RW, yang diharapkan bisa berkontribusi mengurangi sampah yang dikirimkan ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca juga: SMPN 13 Kendari Sulawesi Tenggara Olah Sampah Plastik dan Organik Jadi Ecobrick dan Ekoenzim

Pilah di rumah

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyosialisasikan program memilah sampah sejak dari rumah dalam sebagai upaya meningkatkan kepedulian warga terhadap lingkungan pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari.

Ajakan ini sesuai dengan tema HPSN tahun ini tentang Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif untuk memajukan upaya daur ulang jenis sampah plastik.

Melalui ajakan ini warga semakin sadar dan peduli sampah, sehingga bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan, yang dimulai dengan mengurangi dan memilah sampah sejak dari rumah.

Sampah-sampah anorganik, terutama plastik, harus dikurangi dan sebagai gantinya, masyarakat bisa menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan untuk menjaga kelestarian alam.

Berbicara tentang pemilahan sampah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan sejumlah upaya, salah satunya melalui program Jakarta Recycle Center (JRC) pada tahun 2020.

JRC adalah sistem pengelolaan sampah dengan mengedepankan pemilahan sampah dari sumbernya. Fokus program ini adalah dengan memilah sampah di rumah tangga dan pengangkutan sampah secara terjadwal.

Selain itu, pemerintah juga mengoperasikan tempat pengolahan sampah (TPS) berkonsep kurangi, pakai kembali, dan daur ulang atau reduce, reuse, recycle (TPS 3R) di sejumlah lokasi, guna membantu memisahkan sampah organik dan anorganik.

Sampah organik nantinya bisa dijadikan kompos, sementara sampah anorganik bisa dibawa ke bank sampah, sehingga mengurangi beban sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah akhir.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved