OPINI

OPINI: Menilik Etape Lanjutan Kopdeskel Merah Putih di Bawah Komando Ferry Juliantono

Kisah pendirian KDKMP di berbagai wilayah Indonesia sangat bervariasi. Masing – masing wilayah menyisakan cerita yang berbeda.

Istimewa
PENULIS OPINI : Arsip foto Erytnanda Akbar, SIP, M.Eng, Pemerhati Perkoperasian Sulawesi Tenggara. Penulis opini berjudul: Menilik Etape Lanjutan Kopdeskel Merah Putih di Bawah Komando Ferry Juliantono. 

Setiap BA akan mendampingi 10-12 KDKMP dengan kemampuan membuat Proposal Bisnis dan Praktek Bisnis hingga memenuhi kriteria Bankable para KDKMP.

Tidak itu saja, Kemenkop melalui Pemprov juga akan melatih para pengurus KDKMP.

Baca juga: OPINI: Citizen Science Sebagai Cara Lain dalam Mencari Solusi Terkait Isu Lingkungan

Setiap KDKMP diberikan kuota 2 (dua) orang dari jajaran pengurus untuk ikut dilatih cara mengelola unit usaha. Usaha yang tentu disesuaikan dengan potensi market dan sumberdaya alam lokal KDKMP.

Dengan demikian usaha utama yang dipilih akan selaras dengan ekosistem perekonomian KDKMP setempat.

Untuk memastikan para BA bekerja dengan efektif, peran pengawasannya akan diamati oleh Project Management Officer (PMO), setiap PMO akan mengontrol pelaksanaan tugas BA agar tetap mengikuti pedoman yang telah ditentukan.

Tantangan di etape II ada pada OPD tingkat provinsi. Sebagai pelaksana kebijakan pusat, Dinas Koperasi UMKM Provinsi harus memastikan skenario pelatihan dan pendampingan KDKMP berjalan tepat.

Tepat metode dan tepat sasaran serta tepat waktu.

Tepat metode artinya dilakukan secara sistematis mengikuti prosedur yang teratur. Penyimpangan prosedur atau persyaratan yang telah ditetapkan akan menjadi titik awal terganggunya capaian sasaran yang diharapkan.

Tepat sasaran artinya pelatihan bagi KDKMP harus betul-betul menyasar Pengurus KDKMP, bukan justru menyusupkan orang Non-KDKMP hanya karena memiliki kedekatan atau koneksi dengan pengambil kebijakan di OPD.

Baca juga: OPINI Menata Landmark Sebagai Ruang Identitas, Aktivitas Publik: Kritik Penataan Kawasan MTQ Kendari

Dan Tepat Waktu artinya dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan toleransi keterlambatan zero. Hal ini penting karena sedikitnya waktu yang tersedia di tengah luasnya geografis sasaran KDKMP yang harus dijangkau.

Direncanakan pelatihan bagi pengurus KDKMP dan Pendamping Bisnis akan mulai berjalan September hingga November 2025.

Lalu paralel dengan itu pada Desember 2025 para Pendamping Bisnis dan Pengurus KDKMP yang sudah terlatih mulai mempersiapkan mengajuan pinjaman sesuai potensi wilayah dan kebutuhan market yang bisa digarap.

Tidak hanya potensi, namun kalkulasi bisnis bidikan juga harus tertuang dalam proposal usaha yang disusun sebagai bahan pengajuan kredit kepada Himbara.

ETAPE III : Waspada Sudden Wealth Syndrome (SWS)

SWS adalah kondisi psikologis dimana seseorang mengalami kaget ketika tiba-tiba memperoleh kekayaan atau kendali atas uang dalam jumlah besar secara mendadak, perolehan atau kendali ini tidak pernah ia alami sebelumnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved