Diurutan pertama ada Ceruk Lasabo, kemudian Ceruk Latanggara, Ceruk Wabose, Gua Latoko, Ceruk Lakhuba, Ceruk Lauhu, Gua Metanduno.
Ceruk Idhamalanga, Gua Kabori, Gua Lakolumbu, Gua Lansifora 1, Gua Lansifora 2, Ceruk Lasabo, Ceruk Kumbou/Parkir.
Gua Sugipatani, Ceruk Lapoda, Ceruk Lakantago 1, Ceruk Lakantago 2, Gua Pominsa 1, Gua Pominsa 2, Gua Kaghofogofine, Ceruk Foo 1, Ceruk Foo 2, Ceruk Foo 3.
Ceruk Lantolalaki, Ceruk Pinda, Ceruk Maarewu dan terakhir diurutan 28 ada Ceruk Melobuno.
Situs gua yang ada di Liang Kabori ini merupakan cagar budaya dan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya.
Sehingga harus kita jaga dan rawat bersama untuk kelestarian kawasan karts pulau Muna ini.
Dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak tanaman dan menggores dinding-dinding gua dan ceruk.
Rute dan Jarak Tempuh
Beberapa di antara kawasan karts Muna yang kini menjadi lokasi wisata di antaranya berada di Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga.
Wisata Puncak Masalili tersebut bisa diakses menggunakan kendaraan sekitar 30 menit dari Raha, ibu kota Kabupaten Muna.
Sementara untuk kawasan prasejarah Gua/Liang Kabori di Desa Liangkabori, Kecamatan Lohia, juga bisa diakses dari pusat Kota Raha.
Dengan menempuh jarak sekitar 15 kilometer dan waktu sekiranya 15-20 menit.
Khusus Kabupaten Muna, sebuah pulau yang terpisah dari daratan utama provinsi Sulawesi Tenggara, maka bisa diakses dengan menggunakan kapal penyeberangan dari Kota Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara.
Di mana, untuk penyebrangan dari Kendari ke Pulau Muna, pengunjung bisa menyiapkan ongkos penyebrangan dari Pelabuhan Nusantara Kendari sekiranya Rp160 ribu per orang per tiket.
(*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)