Karst Muna memiliki ciri tersendiri pada proses pembentukannya, selain juga ditandai adanya stalaktit dan stalakmit yang telah menyatu di Gua Liang Metanduno.
Wilayah karst biasanya berbukit-bukit dengan banyak gua.
Begitupun dengan kawasan karts pulau Muna, bahkan beberapa gua memiliki ceruk yang cukup luas dan ada mata airnya.
Beberapa di antara kawasan karts Muna yang kini menjadi lokasi wisata di antaranya berada di Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga.
Adapula lokasi wisata prasejarah Gua/Liang Kabori di Desa Liangkabori, Kecamatan Lohia yang luasnya sekira 7 ribuan hektare.
Untuk kawasan karts di Kabori bentuk guanya seperti bukit-bukit bersusun seperti menara, di mana masing-masing lokasinya terpisah.
Wisata Prasejarah dengan Beragam Lukisan Purba
Di kawasan karst pulau Muna tersebar gua-gua dan ceruk yang menyimpan jejak peradaban manusia masa lampau.
Terlihat pada lukisan tua prasejarah yang dapat kita temui di dinding gua dan ceruk ini.
Lukisan itu diperkirakan berumur ribuan tahun.
Lukisan prasejarah itu beragam dan berbeda di setiap guanya.
Ada lukisan yang menggambarkan orang menunggangi kuda, sekelompok orang berburu, orang memegang tombak, beberapa jenis hewan, salah satunya yang terlihat seperti sapi atau anoa.
Ada gambar matahari, perahu, orang bermain layangan yang kemungkinan menjadi salah satu bukti bahwa layangan Kaghati kolope yang ada di Muna merupakan layangan tertua di dunia.
Baca juga: Pulau Labengki Sultra Tujuan Wisatawan Mancanegara, Spot Wisata, Fasilitas Hingga Tarif Berwisata
Berdasarkan informasi pada papan Peta Situasi Kawasan Gua Prasejarah Liang Kabori yang ada di area kawasan wisata, disebutkan ada 28 titik lokasi yang dapat dikunjungi.
Peta situasi tersebut menjelaskan lokasi masing-masing titik dengan mengurutkannya menggunakan angka.