Berita Sulawesi Tenggara

Kabuto, Sagu hingga Jagung Berlimpah di Sulawesi Tenggara, Pangan Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi

Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki banyak jenis pangan sumber karbohidrat pengganti beras.

TribunnewsSultra.com/ Amelda Devi Indriyani
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Ari Sismanto mengatakan Sulawesi Tenggara tak hanya menghasilkan beras melimpah, tapi penghasil jagung, umbi-umbian dan utamanya sagu. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki banyak jenis pangan sumber karbohidrat pengganti beras.

Jenis pangan sumber karbohidrat pengganti beras tersebut di antaranya sagu, jagung, dan umbi-umbian (singkong, talas, dan lainnya).

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra mengimbau masyarakat untuk mensubstitusi karbohidrat dengan jenis pangan lokal ini.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Ari Sismanto mengatakan Sulawesi Tenggara tak hanya menghasilkan beras melimpah, tapi penghasil jagung, umbi-umbian dan utamanya sagu.

Saat ini, Sultra bahkan tengah membudidayakan tanaman pangan sorgum yang juga kaya akan karbohidrat di Kabupaten Konawe Selatan.

Baca juga: Pelaku UMKM Industri Rumah Tangga Pangan di Kendari Sultra Diminta Jaga Mutu dan Kualitas Produk

Ia mengimbau masyarakat memanfaatkan dan mengonsumsi jenis pangan lokal tersebut yang dapat diolah menjadi berbagai macam makanan tradisional.

Selain itu, mengonsumsi pangan B2SA yaitu beragam, bergizi, aman, dan sehat, di mana jenis pangan lokal yang dimaksud juga masuk kategori B2SA.

"Karena beras bisa disubstitusi dengan sagu, kabuto, kambose, sinole, sinonggi, itu semua makanan tradisional kita," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (15/2/2023).

"Harusnya kita juga biasakan konsumsi itu, tapi selama ini mindset orang Indonesia belum kenyang kalau belum makan nasi," tambahnya.

Ari mengatakan kebiasaan mengonsumsi makanan B2SA harus dimulai sejak dini atau usia anak-anak, agar dapat menjadikan satu generasi bangsa yang produktif, sehat, cerdas, dan andal.

Baca juga: Dinkes Kendari Bagi Tips Ke Masyarakat Pilih Pangan Aman dan Sehat hingga Rutin Awasi Pelaku UMKM

"Karena anak-anak kita sekarang ini lebih mencintai pangan yang siap saji atau instan, yang sebenarnya belum tentu dijamin kesehatannya dan dijamin kualitasnya," jelasnya.

Ia menyampaikan kepada masyarakat untuk makan yang bijak, artinya makan yang cukup dan tidak berlebihan dan tidak memaksa, sehingga sampah sisa makanan tidak terlalu banyak.

"Kita bisa lihat di rumah-rumah kita kadang masih membuang sisa makanan apalagi kalau ada pesta, begitu banyaknya sampah makanan," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat memanfaatkan lahan kosong pekarangan yang masih ada ditanami tanaman pangan seperti sayuran dan buah, minimal kebutuhan keluarga tercukupi dari pekarangan.

"Iya, kalaupun produksinya lebih, bisa menambah pendapatan keluarga dengan dijual," ujar Ari Sismanto.

Baca juga: BPOM Kendari Sepakat Latih dan Fasilitasi Emak-Emak, Guru untuk Jaga Pangan Jajanan Anak Sekolah

"Secara estetika lingkungan menjadi asri, udara segar dan memanfaatkan lahan pekarangan keamanan pangan yang akan dikonsumsi lebih aman, sebab tidak ada kandungan pestisida," tutupnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved