Prakiraan Cuaca

BMKG Prediksi Musim Hujan di Sulawesi Tenggara Mulai November 2025, Puncaknya April 2026

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Sulawesi Tenggara akan mulai memasuki musim penghujan pada November 2025. 

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
HUJAN DI KENDARI - Suasana hujan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu (11/6/2025) malam. BMKG memprediksi wilayah Sultra akan mulai memasuki musim penghujan pada November 2025. (Dok : Dewi Lestari) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) akan mulai memasuki musim penghujan pada November 2025. 

Informasi tersebit disampaikan Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie saat dikonfirmasi, Senin (3/10/2025).

Namun, ia mengatakan hujan yang terjadi pada periode tersebut masih tergolong normal, sedangkan puncak musim hujan terjadi pada April 2026.

Prediksi tersebut berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer yang menunjukkan indeks El Nino–Southern Oscillation (ENSO) berada pada fase netral. 

Kondisi ini menandakan suhu permukaan laut di kawasan Pasifik tropis berada pada rata-rata normal.

Tidak menunjukkan pengaruh kuat dari fase El Nino (hangat) maupun La Nina (dingin).

Selain itu, suhu permukaan laut di wilayah Sultra juga cenderung beralih ke fase netral, sedangkan pergerakan gelombang ekuatorial masih berfluktuatif. 

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sulawesi Tenggara 3 November 2025: Didominasi Cerah Berawan, 3 Daerah Potensi Hujan

Provinsi Sultra memiliki 17 kabupaten kota yang terbagi menjadi wilayah kepulauan dan daratan.

Wilayah kepulauan yang berbatasan langsung dengan laut yakni Kabupaten Wakatobi, Muna, Muna Barat, Konawe Kepulauan, Buton, Buton Utara, Buton Selatan, Buton Tengah dan Kota Baubau.

Sementara wilayah daratan yakni Kota Kendari yang memiliki teluk, Kabupaten Konawe Selatan, Konawe Utara, Konawe, Bombana, Kolaka, Kolaka Utara yang juga masih berbatasan dengan laut, dan Kolaka Timur yang tidak berbatasan dengan laut.

“Faktor lokal seperti kelembapan udara basah di lapisan rendah serta indeks konvektifikasi sedang hingga kuat turut memengaruhi potensi curah hujan di daerah,” kata Faizal.

Faizal menjelaskan, saat ini posisi matahari bergerak menuju selatan bumi membuat suhu maksimum di wilayah Sultra menurun. 

Hal ini juga menandai berakhirnya periode panas ekstrem yang biasa terjadi pada musim kemarau.

Meski demikian, ia mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang, jalan licin, dan pohon tumbang.

“Cek selalu informasi cuaca dari kanal resmi kami agar langkah mitigasi bencana dapat dilakukan dengan baik sehingga dampaknya bisa diminimalisir,” jelasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved