Berita Kolaka Timur
Sorgum Punya Potensi Besar Dibudidayakan di Koltim, Alternatif Makanan Pokok Selain Beras dan Jagung
Sorgum asal Kolaka Timur kini masuk dalam salah satu program dari Kementerian Pertanian Republik Indonesi (Kementan RI).
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sorgum asal Kolaka Timur kini masuk dalam salah satu program dari Kementerian Pertanian Republik Indonesi (Kementan RI).
Untuk diketahui, sorgum adalah tanaman yang mengandung serat, mineral dan karbohidrat yang baik untuk tubuh.
Manfaat sorgum untuk kesehatan cukup beragam, selain menjadi bahan pangan utama juga jadi pakan ternak dan bahan baku industri.
Sebagai bahan pangan, sorgum berada pada urutan kelima setelah gandum, jagung, padi, dan jelai.
Sorgum merupakan makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub Sahara.
Baca juga: Balitbang BPTP Sultra Gelar Bimtek Tentang Tanaman Porang di Konawe
Penggiat Sorgum Kolaka Timur (Koltim), Hamka Iskandar mengatakan sorgum merupakan tanaman pangan yang saat ini dilirik oleh Kementan RI.
Karena, katanya, tanaman tersebut bisa menjadi subtitusi dari tepung gandum dan berbagai manfaat lainnya.
Sorgum mempunyai potensi besar karena salah satu tanaman pangan yang semuanya hampir bisa menjadi pundi rupiah.
"Mulai dari akar sampai daun bisa jadi duit," kata Hamka Iskandar, Rabu (19/10/2022).
Lebih lanjut, biji sorgum bisa dikonsumsi menjadi beras, kemudian batangnya bisa jadi gula, ampasnya dicacah bisa jadi pangan ternak.
Baca juga: Tanaman Porang di Sultra Seluas 612 Hektar, Terluas di Konawe Selatan, Belum Punya Anggaran Budidaya
"Jadi pangan ternak terbaik itu ada di tanaman sorgum ini," katanya.
Hamka menjelaskan budidaya sorgum di Koltim ini merupakan daerah pertama di Sultra sejak tahun 2018.
Terdapat 200 hektar tanam sorgum di Koltim. Lalu, produksi per hektar bisa menghasilkan 3 ton hingga 7 ton.
Dari segi keuntungan, tanaman ini bisa menghasilkan pendapatan Rp5 juta per ton.
"Bisa Rp5 juta per ton tapi kalau dikelola kembali lagi maka bisa menghasilkan Rp25 juta per ton," ungkapnya.
Baca juga: Karantina Pertanian Kendari Genjot Ekspor Porang asal Konawe Kepulauan ke Luar Negeri