Berita Sulawesi Tenggara
3 Krisis Lingkungan Global, FHIL UHO Kendari Bahas Mitigasi Perubahan Iklim di Sulawesi Tenggara
Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari, Dr Lies menjabarkan perubahan iklim terlihat dari berubahnya pola hujan
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dunia tengah menghadapi triple planetary crisis atau tiga krisis lingkungan global yang saling berkaitan.
Tiga krisis lingkungan tersebut antara lain perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.
Seperti diungkapkan oleh Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Dr Lies Indriyani, Senin (3/11/2025).
Dia menjabarkan, perubahan iklim yang juga terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra) terlihat dari berubahnya pola hujan saat ini.
Mengakibatkan perubahan keanekaragaman hayati sehingga menimbulkan banjir dan meningkatnya masalah pencemaran lingkungan lainnya.
Hal itu dikatakan saat diwawancarai TribunnewsSultra.com dalam kegiatan Seminar Nasional Jurusan Ilmu Lingkungan.
Bertemakan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan, Air, dan Energi Berkelanjutan.
Baca juga: BMKG Prediksi Musim Hujan di Sulawesi Tenggara Mulai November 2025, Puncaknya April 2026
Kegiatan tersebut dilaksanakan di sebuah hotel di Jalan Made Sabara, Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Senin siang.
"Karena itulah tema ini diangkat apalagi Sultra sebagai salah satu daerah yang potensial dengan sumber daya alam," katanya.
Menurut dia, sumber daya alam di Bumi Anoa ini merupakan anugerah sekaligus masalah besar jika tidak dikelola dengan hati-hati.
Sumber daya alam itu tersebar di 17 kabupaten kota di Sultra, yakni Kota Kendari, Kota Baubau, Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan.
Kemudian Konawe Kepulauan, Bombana, Wakatobi, Muna, Muna Barat, Buton, Buton Utara, Buton Tengah dan Buton Selatan.
Di Sulawesi Tenggara, problematika yang dihadapi adalah masalah pertambangan.
Masalah tersebut berakibat pada pencemaran tanah, air, udara, hingga merambah pada kesehatan makhluk hidup.
Baca juga: 3 Langkah Konservasi Sumber Daya Alam, BKSDA Sultra Ajak Masyarakat Lestarikan Keanekaragaman Hayati
Olehnya itu, Dr Lies menyebutkan sejumlah langkah mitigasi yang dapat dilakukan seperti mengenali potensi permasalahan lingkungan.
| Kebakaran Tempat Penampungan Ban Bekas di Baruga Kendari Berhasil Dipadamkan, Dipicu Bakar Sampah | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Cerita Setiawan Datang ke Kendari Tekuni Industri Daur Ulang Plastik, Lihat Potensi Sampah Jadi BBM | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| 20 Lokasi di Sulawesi Tenggara Disiapkan Jadi Kampung Iklim, Pemprov Sultra Terima Dana Rp2,2 Miliar | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Kampanye hingga Camping Ilmiah, Jadwal Agenda Hari Lingkungan Hidup di Kendari Sulawesi Tenggara | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Warga Sulawesi Tenggara Diminta Pilah Sampah di Rumah, DLH Sultra Dukung Keberlanjutan Lingkungan | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Dekan-FHIL-Universitas-Halu-Oleo-Kendari-Dr-Lies-Indriyani-saat-Seminar-Nasional-Ilmu-Lingkungan.jpg)
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
											
											
											
											
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.