Berita Buton Tengah

Mengenal Tradisi Kande Tompa di Tolandona Sangia Wambulu Buton Tengah Sulawesi Tenggara

Mengenal tradisi kande tompa, ritual utama dalam pekande-kandea di Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng).

Penulis: Harni Sumatan | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan
TRADISI KANDE TOMPA - Inilah prosesi penyuapan oleh penjaga talang pada pengunjung yang hadir dalam tradisi kande tompa dalam rangkaian pekande-kandea di Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (12/4/2025) malam. (TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,BUTON TENGAH - Mengenal tradisi kande tompa, ritual utama dalam pekande-kandea di Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kande tompa merupakan ritual menyuapi pengunjung yang datang dalam tradisi tersebut.

Gelaran tradisi ini mulai malam hari dengan gadis-gadis cantik Tolandona berdandan menggunakan pakaian adat tradisional.

Nantinya, gadis-gadis cantik ini akan menjaga talang yang berisi kue-kue tradisional untuk menyuapi pengunjung yang datang.

Usai itu, seluruh pengunjung yang telah disuapi wajib memberi uang sebagai tanda terima kasih yang jumlahnya tidak terpatok.

Baca juga: Tradisi Megah Kansoda’a di Desa Kapota Wakatobi, Selebrasi Tanda Gadis Beranjak Dewasa Kaya Makna

Tradisi yang pula disebut sebagai tradisi pencarian jodoh ini, tampak terlaksana di tanah lapang.

Terdapat pintu masuk dan pintu keluar untuk para pengunjung yang hendak masuk.

Pengunjung diberi kesempatan beberapa menit untuk mencari wanita yang ingin menyuapinya.

Setelah duduk serta seluruh talang sudah penuh oleh pengunjung musik akan berbunyi.

Para pengunjung kemudian disuapi oleh gadis-gadis penjaga talang yang telah berdandan cantik tersebut.

Baca juga: Mengenal Tradisi Mansaa di Wakatobi Sulawesi Tenggara, Pertunjukan Seni Bela Diri Setelah Idulfitri

Tak jarang, pengunjung yang datang bertukar nomor telepon dengan gadis yang menyuapinya.

Tradisi yang telah turun-temurun terlaksana ini menarik minat banyak masyarakat untuk menyaksikan.

Banyak pengunjung datang untuk pekande-kandea dan kande tompa yang diselenggarakan satu tahun sekali di Kelurahan Tolandona.

Pasalnya, acara selalu ditutup oleh lulo dan joget yang dihadiri masyarakat dari berbagai wilayah di Kepulauan Buton.

Tokoh Adat Kelurahan Tolandona, La Ode Hikman mengatakan pekande-kandea juga merupakan wujud rasa syukur.

Baca juga: Mengenal Tradisi Turun Temurun Hepatirangga di Wakatobi Sultra, Mewarnai Kuku di Penghujung Ramadan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved