Berita Baubau

Kasus Kekerasan Anak Dominasi Aduan di DP3A Kota Baubau Sulawesi Tenggara Sepanjang 2024

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Baubau mencatat kasus kekerasan terhadap anak dominasi aduan sepanjang tahun 2024.

Penulis: Harni Sumatan | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan
Kepala UPTD PPA Kota Baubau, Nur Aiyni mengatakan pihaknya menerima sebanyak 54 aduan kekerasan anak sepanjang tahun 2024. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Baubau mencatat kasus kekerasan terhadap anak dominasi aduan sepanjang tahun 2024.

Kepala UPTD PPA Kota Baubau, Nur Aiyni mengatakan pihaknya menerima sebanyak 54 aduan kekerasan anak sepanjang tahun 2024.

"Kami menerima sebanyak 72 aduan terdiri dari 54 kekerasan anak dan 18 kekerasan perempuan yakni KDRT," ujarnya, Selasa (7/1/2025).

Jumlah tersebut, kata Nur Aiyni, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 50-an kasus.

Nur Aiyni menuturkan daerah penyumbang terbanyak kasus kekerasan perempuan dan anak di Kota Baubau yakni Kecamatan Wolio.

Baca juga: 62 Ribu Anak Sekolah Jenjang PAUD-SMP di Kendari Sulawesi Tenggara Akan Dapat Makanan Bergizi Gratis

“Kemudian untuk rinciannya yang paling mendominasi adalah kekerasan seksual terhadap anak yakni sebanyak 28 kasus,” bebernya.

Ia merincikan tindakan kekerasan perempuan secara fisik 10 kasus, kekerasan psikis dua kasus, kekerasan seksual dua kasus, penelantaran satu kasus serta lainnya tiga kasus.

Sementara kekerasan anak dirincikan kekerasan fisik 15 kasus, psikis dua kasus, kekerasan seksual 28 kasus, penelantaran tiga kasus.

Lainnya yang terdiri dari hak asuh anak satu kasus, mediasi dua kasus, meminta pendampingan hukum satu kasus, dan pemulangan dua kasus.

"Biasanya kasus kekerasan melonjak sekitar Januari, Agustus, Oktober dan Desember. Itu biasanya agak banyak kalau tiap ada acara seperti 17 Agustus, ulang tahun kota, tahun baru atau libur natal," jelasnya.

Baca juga: Apa Itu HMPV? Virus Viral di Tiongkok, Gejala Seperti Flu Biasa, 12 Persen Jangkiti Anak-anak

Nur Aiyni menuturkan penyebab peningkatan dapat juga disebabkan oleh pergaulan, pola asuh, dan faktor ekonomi.

"Jadi dengan maraknya tontonan yang tidak terbatas, apalagi kekurangan pengawasan orang tua sehingga mudah disalahgunakan," jelasnya.

Kepala UPTD PPA Kota Baubau mengimbau kepada seluruh orangtua agar dapat memberi perhatian lebih terhadap anak-anak.

"Saya berharap anak-anak dapat diawasi lebih lagi dengan pola pergaulannya, lebih diperketat pengawasannya terhadap anak," tutupnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved