Wisata Sulawesi Tenggara
Jejak Layang-layang Pertama Dunia di Muna, Naiki 117 Anak Tangga hingga Pemandangan Tebing Tinggi
Berikut ini menelisik jejak layang-layang pertama di dunia di Desa Liangkabori Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Rasa lelah dan letih terbayarkan saat mengetahui mengenai kisah di balik Gua Sugipatani ini.
Selain itu, pemandangan dari atas pun begitu indah karena bisa melihat karst menjulang tinggi berpadu dengan pohon, rerumputan dan warna langit yang biru.
Baca juga: Rekomendasi 4 Tempat Wisata di Buton Tengah Tak Boleh Dilewatkan, Surga Tersembunyi Negeri 1000 Gua
Di sinilah, awal mula ditemukannya layang-layang yang merupakan mainan orang-orang pada zaman dulu.
Juru pelihara Gua Liangkabori, La Mondoi (38) brcerita saat menemani perjalanan TribunnewsSultra.com, Rabu (13/11/2024).
Ia mengungkapkan sosok pertama yang menemukan lukisan layang-layang itu adalah warga lokal bernama La Hada.
Sosok mendiang La Hada juga adalah juru kunci dari Gua Liangkabori.
Ia dianggap berjasa telah menemukan salah satu 'kunci' kekayaan Pulau Muna di mata dunia.
Awalnya, ia melihat ada lukisan layang-layang di dalam Gua Sagipatani.
Lukisan tersebut memperlihatkan gambar orang sedang bermain dengan layang-layang.
Sampai pada akhirnya pada tahun 1997, seorang peneliti berasal dari Jerman, Wolfgang Bieck berniat melakukan penelitian atas lukisan layang-layang tersebut.
Dari hasil penelitiannya, layang-layang yang disebut Kaghati Kolope ini sudah ada sejak 4 ribu tahun lalu.
Wolfgang Bieck lantas merilis hasil penelitiannya dalam artikel Binary Oppostion of Levi-Strauss in The World’s First Kite (Kaghati Roo Kolope) on Community in District of Muna.
Ia pun mengidentifikasi lukisan yang ada pada dinding batu gua Sagipatani itu juga bersumber dari tanah liat yang dicamput getah pohon.
Hal inipun sampai mematahkan klaim terkait layang-layang pertama di dunia berasal dari Cina, yang ditemukan sekitar 2.400 tahun silam.
Lantas apa yang menjadikan klaim Kaghati Kolope sebagai layang-layang tertua menjadi kuat, selain usia lukisan di dalam gua?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.