Desa Wisata di Sulawesi Tenggara
Pesona Gua Koo Wujud Keindahan Alam Pembawa Berkah Bagi Masyarakat Mawasangka Tengah Buteng Sultra
Gua Koo sebuah tempat wisata alami yang ada di Desa Latongau, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Penulis: Sri Rahayu | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM , BUTON TENGAH - Segala sesuatu yang tercipta di bumi ini sudah memiliki peran dan tugasnya masing-masing. Bahkan alam sekalipun, sadar atau tidak sadar memiliki dampak bagi kehidupan.
Seperti halnya juga Gua Koo. Sebuah tempat wisata alami yang ada di Desa Latongau, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Tak cukup baginya jika sekadar memanjakan mata dengan kondisi alam yang masih terjaga. Gua Koo juga menjadi berkah bagi masyrakat dengan fungsinya sebagai penunjang sumber air bersih untuk 3 Desa dan 1 Kelurahan di Mawasangka Tengah.
Yakni Kelurahan Lakorua, Desa Lantongau, Desa Morikana dan Desa Katukobari.
Air yang dimaksud bersumber dari danau yang berada di dasar gua. Bentuk danau itu jika dilihat dari atas nyaris menyerupai paru-paru pada tubuh manusia.
Menurut cerita warga sekitar penamaan Gua Koo diambil dari seorang pria zaman dahulu bernama La Koo yang disebut penemu awal mata air di gua tersebut.
Saat itu, La Koo sedang masuk ke hutan dengan tujuan mencari akar pohon untuk dijadikan tali. Namun, saat menarik akar pohon untuk dipotong keluarlah mata air yang hingga kini membentuk danau di dasar gua tersebut.
Baca juga: Rekomendasi 4 Tempat Wisata di Buton Tengah Tak Boleh Dilewatkan, Surga Tersembunyi Negeri 1000 Gua
Karena menjadi yang pertama kali menemukan mata air, jadilah namanya diabadikan sebagai nama gua tersebut yanin Gua Koo.
Saat pertama kali tiba di sana, pengunjung langsung dihadapkan dengan pemandangan pohon rindang yang mengelilingi bagian atas gua. Suasana sejuk juga ditimbulkan kala angin bertiup.
Ada pula beberapa bangunan usang serta bak penampungan air untuk dikonsumsi warga.
Tidak ada fasilitas-fasilitas penunjang seperti WC, Pos Jaga, maupun gazebo di sana. Tapi tak apa, memanjakan mata dengan birunya danau dan stalaklit yang menghiasi dinding gua sudah cukup.
Tidak ada pula tarif masuk khusus untuk memasuki wisata eksotis itu. Hanya saja, saat berkunjung beberapa peraturan juga perlu ditaati dan sudah terpampang pada papan informasi yang ditempel dipohon.
Aturan yang dimaksud diantaranya tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok, tidak berenang, dan mewajibkan anak-anak harus berada dibawah pengawasan orang tua apabila berkunjung.
"Semenjak air danaunya dipakai untuk konsumsi rumah tangga warga, pengunjung sudah tidak boleh mandi lagi. Sebab dikhawatirkan bisa mencemari air," ujar seorang warga.
Jika dilihat dari atas, danau di Gua Koo memilki bentuk seperti paru-paru. Dua kubangan danau itu terpisah oleh bebatuan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.