Berita Kendari
Cara Mencegah dan Pertolongan Pertama Anak Terkena DBD Dibagikan dr Moh Afif Nashrullah di Kendari
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk tersebut dapat menyerang semua kalangan, termasuk anak-anak, yang bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Direktur RSU Aliyah II Kendari, dr Moh Afif Nashrullah mengatakan secara umum saat terkena DBD terdapat tiga fase, yakni fase demam, kritis, dan penyembuhan, sehingga gejala yang ditimbulkan akan berbeda-beda.
Dalam fase demam, anak akan mengalami demam tinggi, yang disertai dengan nyeri kepala, badan, perut, dan terkadang mual hingga muntah.
Kemudian, dalam fase kritis terjadi penurunan demam pada anak, tetapi dapat juga muncul gejala tanda bahaya yakni pendarahan seperti mimisan dan gusi berdarah.
Baca juga: Kasus DBD di Kota Kendari Menurun, Dinkes Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada dan Jalankan 3M Plus
Pendarahan ini disebabkan karena virus tersebut menyerang pembuluh darah, sehingga cairan yang ada di pembuluh darah keluar dan merembes.
Sedangkan dalam fase penyembuhan, demam akan naik lagi pada hari keenam hingga ke sepuluh, yang disertai dengan munculnya bintik-bintik merah pada lengan dan kaki.
“Tanda-tanda tersebut tidak mengancam nyawa, aman-aman saja, karena dia sudah masuk fase penyembuhan,” kata dr Moh Afif Nashrullah saat dikonfirmasi Tribunnewssultra.com, Rabu (24/7/2024).
dr Afif menyampaikan adapun untuk penanganan DBD pada anak tergantung gejalanya. Jika terdapat gejala tanda bahaya, maka harus dirawat inap di rumah sakit.
Namun, jika tidak memiliki gejala tanda bahaya, dapat melakukan penanganan sederhana di rumah seperti saat demam diberikan obat penurun panas, perbanyak minum air putih, menjaga makanan, dan istirahat yang cukup.
Baca juga: Mahasiswa PSPPA UHO Kendari Kampanyekan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, Upaya Penanggulangan DBD
“Tetapi kalau ada tanda bahaya seperti nyeri perut hebat, pendarahan gusi, mimisan maka harus dirawat inap,” tuturnya.
Sementara itu, untuk cara mencegah terjadinya DBD, dr Afif menyebut dapat dilakukan dengan tiga cara yakni pencegahan secara biologi, kimia, dan lingkungan.
Untuk cara biologi, nyamuk penyebab DBD dapat dibunuh dengan menggunakan tanaman-tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti tanaman jeruk dan juga dapat memelihara ikan yang bisa memakan jentik-jentik nyamuk.
Lalu, secara kimia dapat menggunakan alat-alat kimia seperti fogging atau pengasapan dan obat pembunuh jentik nyamuk atau abate.
“Kalau lingkungan dengan cara mengubur barang yang tidak digunakan, menguras tempat penampungan air, dan menutup rapat penampungan air untuk mencegah nyamuk berkembang biak,” jelasnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
Dinkes Imbau Masyarakat Kendari Segera Datang ke Rumah Sakit Jika Alami Gejala Awal DBD |
![]() |
---|
Kenali Gejala DBD, Dinas Kesehatan Imbau Masyarakat Kendari Sulawesi Tenggara Terapkan 3M Plus |
![]() |
---|
Kasus DBD Melonjak di Kendari Sulawesi Tenggara, Warga Antre Minta Fogging Berantas Sarang Nyamuk |
![]() |
---|
DBD di Kendari Sulawesi Tenggara Capai 1.505 Kasus, 10 Pasien Meninggal, 43 Orang Masih Dirawat |
![]() |
---|
DBD di Muna Barat Sulawesi Tenggara Capai 43 Kasus, Dinkes Mubar Sebut Satu Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.