Berita Kendari
Kenali Gejala DBD, Dinas Kesehatan Imbau Masyarakat Kendari Sulawesi Tenggara Terapkan 3M Plus
Dinas Kesehatan atau Dinkes mencatat sebanyak 10 kasus pasien meninggal dunia akibat terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kendari.
Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dinas Kesehatan atau Dinkes mencatat sebanyak 10 kasus pasien meninggal dunia akibat terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kendari.
Pasien yang meninggal tujuh dirawat di RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara (Sultra), dua di RSUD Kota Kendari dan satu orang di RS Hermina.
Plt Kadis Kesehatan Kota Kendari, drg Fauziah mengatakan, untuk data keseluruhan pasien yang terjangkit DBD sebanyak 1.505 kasus, 1.452 dinyatakan sembuh.
"Sementara 43 orang saat ini masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Kota Kendari, Provinsi Sultra," ujarnya saat dikonfirmasi TribunnewsSultra.com, Senin (25/3/2024).
drg Fauziah meminta masyarakat bisa menerapkan perilaku 3M plus untuk mencegah bibit nyamuk penyebab DBD tidak berkembang.
Baca juga: Kasus DBD Melonjak di Kendari Sulawesi Tenggara, Warga Antre Minta Fogging Berantas Sarang Nyamuk
Ia menjelaskan perilaku 3M plus yang dimaksud yakni menguras tempat yang sering terjadi penampungan air atau tempat jentik nyamuk.
Menutup rapat penampuna air seperti di kamar mandi atau bak mandi di dalam rumah serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Adapun yang dimaksud dengan plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
Kemudian, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
"Itu yang saat ini Pemerintah Kota Kendari galakkan untuk mencegah DBD, seperti di dalam rumah juga di pakaian sama ruangan yang kurang sekali pencahayaan bisa tempat berkembang biak nyamuk," jelasnya.
Baca juga: DBD di Kendari Sulawesi Tenggara Capai 1.505 Kasus, 10 Pasien Meninggal, 43 Orang Masih Dirawat
Sementara itu, yang terjangkit DBD, Dinas Kesehatan meminta harus peka melihat kondisi tersebut agar segera mendapat penanganan medis.
drg Fauziah mengungkapkan, warga yang terjangkit DBD diketahui dari kondisi demam tinggi, hari keempat kondisi orang yang demam menurun, tapi ini fase kritis harus diwaspadai dan segera dibawa ke rumah sakit.
Lalu, ciri lain warga yang terjangkit DBD, juga ditunjukkan kondisi badan yang berkeringat saat malam hari meski sedang demam tinggi. (*)
(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)
DBD di Muna Barat Sulawesi Tenggara Capai 43 Kasus, Dinkes Mubar Sebut Satu Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Bintara Brimob Polda Sulawesi Tenggara Meninggal karena DBD, Orangtua Korban Sebut Ada Kejanggalan |
![]() |
---|
Cegah Kematian Akibat DBD, Warga Sulawesi Tenggara Diimbau Kenali Gejala dan Fase Kritis |
![]() |
---|
Upaya Dinkes Sulawesi Tenggara Tekan Angka DBD, Fogging di Wilayah Tertinggi Kasus Demam Berdarah |
![]() |
---|
Waspada DBD di Sulawesi Tenggara, Kendari Posisi Teratas 464 Kasus, Kolut, Konut dan Buteng Nihil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.