Opini
OPINI: Internalisasi Kemandirian Siswa Dalam Belajar: Menakar Peran Guru Tumbuhkan Kemandirian Siswa
Sikap yang harus dimiliki semua orang adalah sikap mandiri. Kemandirian adalah ketika situasi dapat bertahan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Bangsa kita pernah melalui masa di mana pembelajaran mandiri semua jenjang pendidikan diberlakukan saat wabah Covid-19 tahun 2020.
Baca juga: OPINI: Tantangan Implementasi Delapan Agenda Strategis Pj Gubernur Sulawesi Tenggara
Kebijakan pemerintah mengharuskan sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran mandiri dengan sistem daring (dalam jaringan) tanpa tatap muka langsung dengan guru di kelas.
Namun, kemandirian belajar yang dimaksud di sini adalah sikap mengambil inisiatif dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, tanpa memerlukan bantuan atau pengawasan yang signifikan dari orang lain, yang terinternalisasi dalam diri setiap siswa.
Internalisasi sikap mandiri merupakan tanggung jawab guru di sekolah, sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk mendukung internalisasi tersebut.
Kita perlu belajar dari negara Finlandia yang dikenal dengan sistem pendidikan yang unik dan efektif, di mana kemandirian dan pengembangan diri siswa dianggap sebagai komponen kunci dalam proses pembelajaran.
Sistem pendidikan di Finlandia dirancang untuk mendukung pengembangan kemandirian dan keterampilan siswa sejak usia dini.
Finlandia menerapkan pendekatan pendidikan inklusif, di mana semua siswa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, diberikan akses yang sama ke pendidikan berkualitas.
Hal ini memastikan bahwa semua siswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemandirian mereka.
Baca juga: OPINI RUU Kesehatan: Pendekatan Holistik untuk Kesejahteraan Masyarakat
Selain itu, di Finlandia pendidikan karakter dianggap sebagai bagian integral dari pendidikan, dengan fokus pada pengembangan sikap, keterampilan sosial, dan emosional siswa.
Ini membantu siswa dalam mengembangkan kemandirian mereka.
Sistem pendidikan di Finlandia dirancang untuk mencakup pendidikan fisik, kimia, matematika, dan bahasa sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan.
Ini memastikan bahwa siswa mendapatkan pengalaman belajar yang holistik, yang mendukung pengembangan kemandirian.
Sistem pendidikan di Finlandia telah menghasilkan hasil yang signifikan, termasuk siswa yang memiliki kemampuan untuk belajar mandiri, mengatasi tantangan, dan berkontribusi secara positif terhadap masyarakat.
Ini menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan kemandirian sejak dini dapat menghasilkan dampak positif yang kelar dalam pengembangan individu dan masyarakat.
Di Indonesia sendiri masih ada gap yang muncul untuk menumbuhkan sikap mandiri ini seperti keterbatasan akses terhadap teknologi dan media yang diperlukan untuk pembelajaran mandiri.
Baca juga: OPINI: Hari Buruh 2023, Momentum Untuk Buruh, Pengusaha dan Pemerintah
Opini
internalisasi
belajar
peran
guru
Ikhwal
SMKN PP 5 Konawe
Sulawesi Tenggara
Sultra
kemandirian
siswa
OPINI: Cancel Culture Terhadap Produk Pendukung Israel, Efisien atau Tidak? |
![]() |
---|
OPINI: Menelisik Walk Out Sang Jaksa |
![]() |
---|
OPINI: La Kare Pahlawan Pendidikan dari Muna Masa Pemerintahan Hindia Belanda, 1933-1935 |
![]() |
---|
OPINI: Menebak Arah Putusan Ridwansyah Taridala |
![]() |
---|
OPINI: “Pesantren Undercover : Refleksi Hari Santri” |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.