Wisata Sulawesi Tenggara
Jejak Sejarah Kerajaan Buton di Keraton Wolio, Jadi Destinasi Apik Saat ke Baubau Sulawesi Tenggara
Berikut ini jejak sejarah Kerajaan Buton di Keraton Wolio jadi destinasi apik saat ke Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Beliau menjadi sultan pertama dan raja terakhir, karena sistem pemerintahan yang semula kerajaan diubah menjadi kesultanan. Sebagai raja beliau memerintah selama 20 tahun, sementara sebagai sultan selama 26 tahun.

Agama Islam mulai masuk ke Kota Baubau saat di bawah pemerintahan Sultan Muhrum. Semasa pemerintahannya pula, ia mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Masigi Ogena, atau Masjid Agung Kesultanan Buton yang masih difungsikan sebagai tempat ibadah umat Islam hingga saat ini.
Menurut Keterangan Ketua Pokdarwis Dadi Mangora, Keraton Molagina Maman di dalam Masjid Agung Kesultanan Buton ini sarat akan makna.
Seperti dari segi jumlah anak tangga, ada sebanyak 17 yang menandakan jumlah rakaat salat. Lalu bedugnya memiliki panjang 99 sentimeter melambangkan Asmaul Husna.
Selain itu, pasaknya berjumlah 33 sesuai dengan jumlah tasbih.
Saat ini makam Sultan Muhrum kerap dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat wisata ziarah atau yang disebut dengan Santiago. Di dekat makam Sultan Muhrum terdapat Batu Yi Gandangi.
Batu Keraton Mengeluarkan Air
Baca juga: 95 Turis Mancanegara Jajal Destinasi Wisata di Baubau, Lihat Desa Tenun hingga Benteng Keraton Buton
Menurut masyarakat setempat, belum sah ke Kota Baubau kalau belum menyentuh batu tersebut.
Dulunya, terdapat mata air di celah batu yang diyakini bisa mengeluarkan air apabila ada penobatan raja atau sultan.
Selain Benteng Wolio yang menjadi warisan budaya Nusantara, terdapat pula beragam atraksi wisata menarik.
Di antaranya Kande-Kandea, Posipo, Alana Bulua, Dole-Dole, Tandaki, Haroa, Qadiri, Qunua, Tembaana Bula, serta berbagai permainan tradisional.
Namun, atraksi tersebut hanya bisa dinikmati pada waktu tertentu, tergantung tradisi masyarakat Buton dan event budaya lainnya di Kota Baubau.
Dengan potensi desa wisata yang begitu besar, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berpesan kepada warga setempat agar dapat mempertahankan kelestarian dan keberlanjutan Desa Wisata Limbo Wolio.
Sebagai informasi, Desa Wisata Limbo Wolio masuk peringkat 50 besar desa wisata terbaik di Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
(*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.