Berita Sulawesi Tenggara
Tempat Pembuangan Sampah di Sulawesi Tenggara Bakal Dikurangi, Lima Daerah Ini Sudah Setuju
Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra), berencana mengurangi tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di semua kabupaten dan kota.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra), berencana mengurangi tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di semua kabupaten dan kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sultra, Andi Makkawaru mengatakan pihaknya mendorong untuk mengurangi jumlah TPA.
Nantinya untuk kabupaten dan kota yang berdekatan akan membentuk satu TPA saja.
Bidang Persampahan dan Limbah B3 DLH Sultra dan UPTD Sampah, terus mensosialisasikan program-program terkait pengendalian sampah tersebut, agar dapat direalisasikan tahun ini.
Baca juga: DLH Sulawesi Tenggara Buat Gerakan Eco-Office, Kurangi Penggunaan Kemasan Berbahan Plastik
"Tidak ada lagi TPA di setiap kabupaten kota, melainkan kalau antar satu kabupaten kota berdekatan itu dibentuk satu TPA saja. Itu yang akan kita dorong," ujarnya.
Adapun kabupaten dan kota di Sultra yang sudah melakukan MOU terkait wacana tersebut, baru lima daerah.
Yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, Kota Baubau, Kabupaten Buton Selatan dan Buton.
Bahkan yang di daerah kepulauan ini justru lebih maju lagi, di mana program TPA tersebut sudah dimasukkan ke tata ruang dan sudah ada tapaknya untuk peta regional.
Baca juga: ASN di Baubau Bersih-bersih Pasar hingga Benteng Keraton Buton Peringati Hari Peduli Sampah Nasional
Andi menyebut program tersebut diharapkan dapat mengurangi gas metan, yang diproduksi dari sampah utamanya yang ada di TPA.
Mengingat gas metan memiliki dampak 24 kali daya rusaknya untuk atmosfer, jauh lebih berbahaya dari karbondioksida (CO2).
Sehingga hal itu menyebabkan pemanasan global melalui emisi gas rumah kaca.
Selain itu, TPA tersebut akan didorong menggunakan sistem sanitary landfill, di mana gas metan yang keluar itu disalurkan ke pipa-pipa rumah tangga di sekitar TPA dan dijadikan energi pembangkit.
Untuk di Sultra, Andi menyebut sudah ada beberapa daerah yang menerapkan sanitary landfill ini, salah satunya Kota Kendari.
"Makanya Kendari mendapat Adipura karena dalam hal pengelolaan TPA nya menggunakan sistem sanitary landfill, di mana sampah itu ditutup tidak dibuka."
"Makassar tidak mendapatkan Adipura karena dibuang saja menumpuk sehingga gas metan itu keluar," jelasnya.
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.