Berita Sulawesi Tenggara

3 Dari 10 Proyek Strategis Nasional di Sulawesi Tenggara: Industri Kendari, Kolaka, Konawe Utara

Sebanyak 3 dari 10 Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sulawesi Tenggara tersebar di Kota Kendari, Kabupaten Kolaka, Konawe Utara (Konut).

Penulis: Sitti Nurmalasari | Editor: Aqsa
kolase foto (handover)
Sebanyak 3 dari 10 Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sulawesi Tenggara tersebar di Kota Kendari, Kabupaten Kolaka, Konawe Utara (Konut). Tiga PSN di Provinsi Sultra tersebut adalah Kawasan Industri Kendari di Kota Kendari, Kawasan Industri Pomalaa atau Pomalaa Industry Park di Kabupaten Kolaka, dan Kawasan Industri Motui di Kabupaten Konut. 

PT KKIT juga sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Signing Framework Agreement dengan China Construction Third Engineering Bureau Group pada 14 April 2022 lalu.

Asmawa menjelaskan tahapan proyek yang perencanaannya telah dimulai sejak 2015 lalu kini sudah memasuki pembebasan lahan.

Sekitar 200 ha lahan pembangunan Kawasan Industri Kendari sejauh ini sudah dibebaskan dari total luasan lahan yang akan digunakan.

Pembebasan lahan hingga pengurusan perizinan pembangunan kawasan industri ini ditargetkan rampung tahun 2023 ini.

PT KKIT pada tahun 2024 selanjutnya fokus operasional proyek hingga kawasan industri tersebut dapat beroperasi optimal.

“Jadi paling tidak satu tahun ini sudah ada progres, paling utama adalah pembebasan lahan di kawasan itu,” jelasnya.

Baca juga: Pemkot Kendari Godok Persiapan Bangun Industri Baterai, Tahun Ini Fokus Bebaskan Lahan dan Perizinan

“Kalau perizinan sebagian besar sudah tetapi tentu semua perizinan menyesuaikan dengan dokumen tata ruang Kota Kendari,” ujarnya menambahkan.

2. Kawasan Industri Pomalaa

Kawasan industri yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional atau PSN tersebut berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Industri strategis di kawasan ini adalah smelter nikel berbasis High-Pressure Acid Leaching (HPAL).

Smelter tersebut adalah milik PT Vale Indonesia yang bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) melalui Kolaka Nikel Indonesia atau KNI.

Pembangunan Kawasan Industri Pomalaa atau Pomalaa Industri Park itu sudah mulai berlangsung.

Seiring ground breaking pembangunan smelter nikel HPAL yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Kegiatan proyek pembangunan pabrik smelter nikel High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) dimulai. Hal ini ditandai dengan penekanan tombol di layar oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, pada Minggu (27/11/2022). Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, President Direktor/CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, Bupati Kolaka, Ahmad Safei, Chairman Huayou Zhejiang Cobalt, Chairman Chen juga ikut dalam peresmian ini.
Kegiatan proyek pembangunan pabrik smelter nikel High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) dimulai. Hal ini ditandai dengan penekanan tombol di layar oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, pada Minggu (27/11/2022). Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, President Direktor/CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, Bupati Kolaka, Ahmad Safei, Chairman Huayou Zhejiang Cobalt, Chairman Chen juga ikut dalam peresmian ini. (TribunnewsSultra.com/ Amelda Devi Indriyani)

Ground breaking pada 27 November 2022 lalu itu dihadiri Gubernur Sultra Ali Mazi, President Director atau CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, Bupati Kolaka Ahmad Safei, Chairman Huayou Zhejiang Cobalt, Chen, dan lainnya.

“Jadi proyek ini sudah masuk Proyek Strategis Nasional dengan nilai investasi mencapai Rp67,5 triliun (US45 miliar),” kata Febriany.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved