Berita Buton
Cerita Peserta Napak Tilas Oputa Yi Koo Terjebak di Hutan Keramat Buton Sampai Haus dan Kelaparan
Cerita peserta Napak Tilas Oputa Yi Koo sempat terjebak di Hutan Wasambaa, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Aqsa
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BUTON - Cerita peserta Napak Tilas Oputa Yi Koo sempat terjebak di Hutan Wasambaa, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sekitar 50-an peserta terjebak di hutan yang berada di bawah kaki Gunung Siontapina tersebut pada Rabu (25/5/2022) malam.
Hutan maupun kaki gunung tersebut dikenal keramat oleh warga setempat.
Konon kawasan tersebut menjadi tempat sultan mengumpulkan kekuatan sebelum perang.
Peserta yang sempat terjebak dalam kondisi haus dan kelaparan di hutan keramat itu akhirnya bisa dievakuasi petugas setempat.
Baca juga: Puluhan Peserta Napak Tilas HUT Sulawesi Tenggara Terjebak di Hutan Keramat di Buton
Mereka dievakuasi oleh petugas TNI dan Polri yang dibantu warga setempat.
Puluhan peserta Napak Tilas Oputa Yi Koo tersebut sebelumnya terjebak di hutan tersebut dalam perjalanan pulang.
“Peserta terjebak saat jalan pulang karena hari sudah gelap. Sebagian peserta yang terjebak sudah kelaparan dan haus karena kehabisan bekal,” kata salah seorang peserta, Putra, pada Kamis (26/05/2022).
Seperti diketahui, Napak Tilas Oputa Yi Koo di Kabupaten Buton digelar dalam rangkaian Hari Ulang Tahun atau HUT ke-58 Sultra.
Kegiatan tersebut diikuti 760 peserta yang tergabung dalam 152 tim dari siswa maupun berbagai komunitas.

Dalam kegiatan yang berlangsung sejak Selasa (24/05/2022), tersebut para peserta yang berpartisipasi menyusuri Hutan Wasambaa hingga mencapai puncak Gunung Siontapina.
Kawasan hutan tersebut menjadi tempat Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yi Koo bergerilya melawan Belanda hingga wafat di puncak gunung tersebut.
Sultan Buton ke 20 dan 23 yang juga dikenal dengan julukan La Karambau tersebut merupakan Pahlawan Nasional asal Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sultan Himayatuddin menjadi satu-satunya sultan di Kesultanan Buton yang konsisten melawan Belanda hingga akhir hayatnya.
Sang sultan terpaksa bergerilya di dalam Hutan Wasambaa karena Belanda ingin menangkapnya hingga wafat di Gunung Siontapina.
Baca juga: HUT ke 58 Sultra, Gubernur Ali Mazi Nyekar ke Makam Oputa Yi Koo dan Gelar Festival Kande-Kandea