Pria Penembak SD Texas yang Tewaskan 19 Murid Ternyata Masih Remaja, Senjata dari Kado Ulang Tahun
Presiden Amerika Serikat Joe Biden akhirnya memberikan keterangan resmi terkait aksi penembakan di sekolah dasar di Texas hingga menewaskan 21 orang.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akhirnya memberikan keterangan resmi terkait insiden penembakan di sekolah dasar (SD) di Texas hingga menewaskan 21 orang.
Sedikitnya 19 anak tewas dan seorang guru tewas akibat penyerangan tragis di SD Robb di Uvalde, Texas, AS pada Selasa (24/5/2022) siang waktu setempat.
"Saya berharap ketika saya menjadi presiden saya tidak perlu melakukan ini lagi," ujar Biden, Rabu (25/5/2022) seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari SKYNews.
"Kehilangan seorang anak seperti separuh jiwamu direnggut," imbuhnya.
Baca juga: 18 Siswa SD di Texas dan 3 Orang Dewasa Tewas Ditembak, Biden Perintahkan Bendera Setengah Tiang
Biden mengatakan dia "muak dan lelah" dengan kekerasan senjata di AS dan perubahan perlu dilakukan.
"Kita harus bertindak dan jangan bilang, kita tidak bisa berdampak pada pembantaian ini," lanjut Biden.
Sebelumnya dilaporkan bahwa pria bersenjata itu bernama Salvador Ramos (18).
Terduga pelaku penembakan yang masih remaja itu diketahui membeli sebuah senjata untuk ulang tahunnya yang ke-18.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-91: Putin Disebut Orang Gila hingga Temuan 200 Mayat di Mariupol
"Gagasan bahwa seorang anak berusia 18 tahun dapat membeli senjata serbu adalah salah," sebut Biden.
Adapun Biden mendapatkan berita tentang serangan ini ketika ia berada di Air Force One, kembali dari perjalanan ke Asia.
Biden mengatakan bahwa itu "mengejutkan" dia.
Selain itu, Biden menyatakan bahwa "penembakan massal semacam ini jarang terjadi di tempat lain di dunia".
“Sebagai bangsa, kita harus bertanya, kapan atas nama Tuhan kita akan melakukan apa yang kita semua tahu dalam hati kita perlu dilakukan." ungkap Biden.
Baca juga: Saat Biden Sebut Perang Rusia Vs Ukraina Picu Krisis Global: Hukum Internasional dan HAM Dilanggar
21 Korban Tewas
Diberitakan sebelumnya, aksi penembakan di sebuah sekolah dasar (SD) di negara bagian terbesar Amerika Serikat (AS), Texas menewaskan 21 orang pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat.
Sebelumnya dikabarkan bahwa sebanyak 18 murid SD dan 3 orang dewasa tewas dalam penyerangan brutal di sekolah tersebut.
Namun kabar tersebut diperbaharui dengan menyatakan bahwa jumlah korban tewas dalam kejadian ini yakni 19 murid dan 2 orang dewasa.
Baca juga: Daftar Senjata Ilegal yang Dipakai Rusia di Ukraina Termasuk Bom FAB-250: Bukti Kejahatan Perang
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, seorang pria bersenjata yang melepaskan tembakan di sebuah sekolah dasar di Texas pada Selasa mengakibatkan sedikitnya 19 anak-anak dan 2 orang dewasa tewas.
Menurut Senator negara bagian tersebut, penyerangan ini menandai penembakan sekolah paling mematikan dalam sejarah negara bagian dan yang terburuk di AS dalam dekade terakhir.
Senator Roland Gutierrez dari Texas mengatakan dia diberi pengarahan oleh polisi negara bagian tentang informasi kematian terbaru dalam penembakan mematikan di SD Robb di Uvalde, sebuah komunitas Latin yang padat.
Yang mana terletak sekitar 85 mil sebelah barat San Antonio dekat perbatasan Meksiko.
Baca juga: Diplomat Veteran Rusia di Markas PBB Mundur gegara Malu, Sudah Niat sejak Awal Invasi ke Ukraina
Tiga orang yang terluka dalam serangan itu masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius, kata sang senator.
Sebelumnya, Gubernur Texas Greg Abbott pada Selasa mengatakan kepada wartawan bahwa setidaknya 14 anak dan satu orang dewasa tewas dalam penembakan di sekolah di barat daya negara bagian itu.
Penembak tewas di tempat kejadian, kata Abbott pada konferensi pers.
Tampaknya dia ditembak oleh petugas yang merespons penyerangan tragis tersebut.
Baca juga: Akhiri 15 Tahun Berbisnis, Starbucks Keluar dari Rusia: Tutup 130 Gerai dan Berhentikan 2000 Pegawai
Dua petugas terkena peluru, tetapi tidak mengalami luka serius, tambah sang gubernur.
Seorang juru bicara polisi Uvalde belum mengonfirmasi jumlah, identitas atau usia korban tewas seperti yang diberikan oleh gubernur.
Meski begitu, korban kemungkinan berusia antara tujuh dan sepuluh tahun.
Penembakan itu terjadi sekitar pukul 11.30 dan tampaknya pria bersenjata itu bertindak sendiri, kata Pete Arredondo selau Kepala Departemen Kepolisian distrik sekolah independen yang dikonsolidasikan Uvalde dalam konferensi pers singkat pada Selasa (24/5/2022) sore waktu setempat.
Baca juga: Tentara Rusia yang Bunuh Kakek-kakek Ukraina Divonis Penjara Seumur Hidup, Pengacara Tak Terima
Pria bersenjata itu memasuki sekolah dengan membawa pistol dan mungkin senapan, kata Abbott.
Para pejabat tidak segera mengungkapkan motifnya, tetapi Abbott mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Salvador Ramos (18) dari Uvalde.
Abbott mengatakan ada laporan bahwa pria itu juga menembak neneknya sebelum masuk sekolah, tetapi gubernur tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang kondisinya.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karin Jean-Pierre mengatakan bahwa Biden yang sedang dalam perjalanan kembali dari kunjungan kepresidenan ke Asia, telah diberi pengarahan “tentang berita mengerikan penembakan sekolah dasar di Texas dan akan terus diberi pengarahan secara teratur sebagai informasi menjadi tersedia."
"Doanya bersama keluarga yang terkena dampak peristiwa mengerikan ini, dan dia akan berbicara malam ini ketika dia tiba kembali di Gedung Putih." ungkap Karin Jean-Pierre, Selasa (24/5/2022).
Baca juga: Ekspresi Datar Tentara Rusia saat Disidang gegara Bunuh Kakek-kakek Ukraina: Ditembak saat Bersepeda
Menurut Karin Jean-Pierre, Biden memerintahkan semua bendera di gedung federal dikibarkan setengah tiang.
Beberapa penembakan massal paling mematikan di AS telah terjadi di Texas dalam beberapa tahun terakhir.
Antara lain penembakan El Paso Walmart pada 2019 yang menewaskan 23 orang; penembakan di sekolah Sante Fe pada tahun 2018 yang menewaskan sepuluh orang; dan penembakan gereja tahun 2017 di Sutherland Springs yang merenggut nyawa 26 korban.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)