Tanggapi Dugaan Genosida di Ukraina, Sekutu Uni Eropa Kompak Usir Ratusan Diplomat Rusia
Imbas dari penemuan 410 mayat 'berserakan' di Kota Bucha, Ukraina yang diduga menjadi korban genosida pasukan invasi Rusia, Uni Eropa pun bertindak.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Denmark mengatakan 15 perwira intelijen Rusia yang dituduh melakukan mata-mata akan dipaksa pergi dalam waktu 14 hari.
Sedangkan, Kemlu Denmark mengatakan akan menghentikan pengusiran duta besar Rusia karena tidak ingin sepenuhnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Moskow.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-39 Perang: Ukraina Rebut Kembali Kyiv, Tuduh Rusia Lakukan Pembantaian di Bucha
Balasan Rusia
Sebelumnya sejumlah diplomat Rusia diusir dari Amerika Serikat, Belanda, Polandia, Bulgaria, Slovakia, Republik Ceko, Irlandia, dan Belgia pekan lalu.
Pada gilirannya Rusia sejauh ini mengatakan akan mengusir beberapa diplomat dari Lituania, Latvia dan Estonia, meskipun lebih banyak lagi diduga akan menyusul.
Pada Selasa (5/4/2022), Wakil Menlu Rusia, Alexander Grushko, mengatakan pengusiran itu adalah bagian dari 'kampanye terkoordinasi'.
Baca juga: Kondisi Terkini Perang: Kemajuan Pasukan Ukraina hingga Rudal Rusia Hantam Kota-kota Dekat Kyiv
Grushko menambahkan bahwa mereka kontraproduktif dan akan memiliki efek jangka panjang.
“Ini merupakan pukulan bagi hubungan bilateral, saluran diskusi diplomatik,” kata Grushko.
Rusia, sebut Grushko, akan mengambil 'tindakan pembalasan'.
Pada Senin (4/4/2022), Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia sekaligus mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan pengusiran tersebut merupakan hukuman diri oleh negara-negara yang telah meminta mereka pergi.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)