FAKTA Bayi 1 Bulan 6 Hari Diduga Korban Malapraktik di Konawe, Tulang Hidung Hilang, RSUD Membantah

Fakta bayi 1 bulan 6 hari diduga menjadi korban malapraktik di Konawe, tulang hidung hilang, pihak RSUD membantah, hingga didemo mahasiswa.

Editor: Aqsa
kolase foto (handover)
Kolase foto kondisi hidung bayi Muh Zaidan Alfariski sebelum dan sesudah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe, dan Juru Bicara RSUD Konawe, dr Dyah Nilasari, yang membantah dugaan kasus malapraktik terhadap bayi tersebut, Rabu (09/06/2021). 

Saat menghubungi Rumah Sakit (RS) Bahteramas, ternyata ventilator sedang dalam keadaan rusak.

Lalu, pihaknya mengonfirmasi RS Hermina Kendari.

Namun, penggunaan ventilator di RS Hermina dikenakan biaya.

Sehingga, keluarga pasien merasa kurang mampu mengeluarkan biaya untuk penggunaan ventilator tersebut.

“Kami tim dokter paramedis menawarkan solusi. Oke bagaimana kalau tetap dirawat di sini (RSUD Konawe), kami cuma mampu sipet karena tidak punya ventilator untuk bayi,” jelasnya.

dr Dyah melanjutkan, keluarga pasien kemudian setuju dengan solusi tersebut.

Atas persetujuan keluarga pasien, bayi tersebut tetap dirawat di RSUD Konawe dengan menggunakan alat bantu napas sipet.

Sipet pada pasien baru dilepas sekitar 2-3 Juni 2021 lalu karena kondisinya dinilai telah membaik.

Lalu diganti penggunaan selang oksigen biasa.

“Saat pelepasan sipet itu memang sudah mulai luka hidungnya, dokter dan perawat sudah menyarankan dirawat saja lukanya,” ujar dr Dyah.

Selanjutnya pada 7 Juni 2021, pasien tersebut sudah diperbolehkan pulang dari RSUD Konawe.

6. Edukasi Penyembuhan Luka pada Hidung

Dyah kembali menegaskan, saat itu pihaknya mengedukasi penyembuhan luka pada hidung pasien.

“Luka itu supaya kering dulu. Nanti kalau luka membaik dan kondisi bayinya sudah stabil, kita memfasilitasi membuat rujukan ke bedah plastik. Dari pertemuan kemarin oke, keluarga iya,” kata dr Dyah.

Dr Dyah menyebut pihak RSUD Konawe baru mendapat keluhan dari keluarga pasien terkait kondisi bayi pada Senin (07/6/2021) lalu.

“Setelah itu kami tindak lanjuti dengan coba menghubungkan keluarga dengan dokter dan perawat terkait,” kata Dyah.

Pada Selasa (08/6/2021), telah dilakukan pertemuan dengan orang tua Muh Zaidan Alfariski untuk menjelaskan persoalan tersebut.

Pihak RSUD Konawe menawarkan agar pasien tersebut dipindahkan fasilitas kesehatannya.

Pasalnya, pasien tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan Kabupaten Konawe Utara (Konut).

Dyah mengklaim, pihaknya juga memiliki 2 lembar pernyataan persetujuan penggunaan sipet yang telah ditandatangani pihak keluarga pasien.

“Kami simpan data medis, disitukan jelas ada nama nomor KTP bahkan yang bertanda tangan di situ,” kata dr Dyah.

Selain itu, pihak RS Konawe juga siap membantu pasien ke dokter bedah untuk mengatasi luka pada hidung.

Dyah mengatakan sebisa mungkin keluarga pasien tidak mengeluarkan biaya saat dirawat dokter bedah.

“Ini bukan kesalahan prosedur. Kita sudah bekerja sesuai SOP. Kami masih sesuai prosedur, ini efek samping dari alat," tegasnya.

Dyah juga menyebut pihaknya siap jika persoalan tersebut dibawa ke ranah kepolisian.

Bahkan, dia menegaskan jika pemberitaan persoalan ini terbukti hoaks, maka mereka akan menempuh jalur somasi.

7. Mahasiswa Demo RSUD Konawe

Massa berunjuk rasa di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Kamis (10/6/2021). Unjuk rasa terkait dugaan malpraktik bayi berusia 1 bulan 6 hari.
Massa berunjuk rasa di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Kamis (10/6/2021). Unjuk rasa terkait dugaan malpraktik bayi berusia 1 bulan 6 hari. (Arman Tosepu/Tribunnewssultra.com)

Puluhan massa dari Aliansi Mahasiswa Konawe menggelar unjuk rasa di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Tobeu, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (10/6/2021).

Unjuk rasa ini buntut dari dugaan malpraktik terhadap bayi berumur 1 bulan 6 hari bernama Muh Zaidan Alfariski.

Bayi itu kehilangan bagian tulang hidung setelah sebelumnya dirawat di RSUD Konawe.

Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, mahasiswa awalnya berorasi di depan Kampus Universitas Lakidende (Unilaki).

Pada pukul 10.00 wita, mereka melanjutkan unjukrasa di depan RSUD Konawe.

Pengunjukrasa berorasi di jalan raya yang menyebabkan arus lalu lintas arah Kolaka-Kendari dan sebaliknya sempat terganggu.

Dalam orasinya, pengunjukrasa meminta pihak RSUD Konawe bertanggung jawab terhadap bayi berumur 1 bulan 6 hari bernama Muh Zaidan Alfariski yang diduga menjadi korban malpraktik.

Bahkan, mereka mendesak agar Direktur Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Konawe, dr Agus Lahida, mundur dari jabatannya.

“Kami minta direktur mundur dari jabatannya,” kata Aljan Indraprasta, salah seorang pengunjukrasa.

Usai berorasi di depan RSUD Konawe, pengunjukrasa kemudian bergeser ke kantor Bupati Konawe.(*)

(TribunnewsSultra.com/Arman Tosepu)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved