Tribun UMKM
Cerita Setiawan Datang ke Kendari Tekuni Industri Daur Ulang Plastik, Lihat Potensi Sampah Jadi BBM
Setiawan (47) telah menekuni dunia limbah daur ulang sejak tahun 2004, tak lama setelah menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi.
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Setiawan (47) telah menekuni dunia limbah daur ulang sejak tahun 2004, tak lama setelah menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi.
Lulusan Jurusan Teknik Mesin ini sempat bekerja di perusahaan, tetapi hanya bertahan beberapa bulan.
Dia kemudian memutuskan untuk membuka usaha sendiri di bidang pengelolaan limbah daur ulang.
Dari usaha itu, Wawan sapaan akrabnya mampu meraup pendapatan hingga Rp50 juta per bulan.
"Dari yang tadinya gaji UMR jadi berlipat-lipat," katanya saat ditemui TribunnewsSultra.com, Minggu (12/10/2025).
Baca juga: Cerita Penjual Cendol di Kendari Sulawesi Tenggara Manfaatkan Momen Demo: Dagangan Cepat Habis
Namun perjalanan usahanya tak selalu mulus, pada 2015 industri daur ulang yang dia jalankan sempat merugi.
Tiga tahun kemudian, Wawan memutuskan hijrah dari Pulau Jawa ke Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk kembali menapaki peruntungan di bidang yang sama.
Sejak 2018, dia menetap di Kota Kendari dan mengelola Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Puuwatu.
Dia juga aktif sebagai pegiat lingkungan dan menjabat sebagai Waste Management Leader Nature Evolution Indonesia.
Menurutnya, Kota Kendari memiliki potensi besar menjadi ladang tempur para pelaku industri daur ulang dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Cerita Peternak Konawe Selatan, Sapi Kurban Presiden Rp100 Juta Makannya Kulit Kedelai, Ampas Tahu
Hampir setiap hari, Wawan menjemput sampah plastik yang sudah dipilah dari berbagai bank sampah di Kendari.
Sampah tersebut kemudian dibawa ke TPST Puuwatu untuk disortir oleh para pekerja yang kebanyakan adalah perempuan yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Puuwatu.
Mereka memisahkan plastik berdasarkan jenis, warna, dan nilai ekonominya.
Setelah disortir, plastik-plastik tersebut dicacah menggunakan mesin pencacah, lalu dikeringkan, dipacking, dan dikirim ke pabrik daur ulang di Surabaya.
Untuk plastik jenis High Density Polyethylene (HDPE), kapasitas pencacahan bisa mencapai 600 kilogram dalam enam jam.
Baca juga: Pelaku UMKM Kota Kendari Sulawesi Tenggara Bisa Pajang Produk di Retail Modern, Persyaratan
Gubernur ASR Bakal Kenalkan 3 Destinasi Wisata Sultra ke Peserta STQH, Ada Produk Ekraf dan UMKM |
![]() |
---|
Roadshow Kuliner Viral Indonesia di Kendari Sultra Libatkan 200 UMKM, Ada Seribu Jenis Jajanan |
![]() |
---|
Gedung PLUT Sediakan Ruang Pelatihan hingga Mini Studio untuk UMKM Baubau Sulawesi Tenggara |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah hingga Bazar UMKM di RRI Fest Kendari Sulawesi Tenggara 5-6 September 2025 |
![]() |
---|
Tradisi, Budaya, dan UMKM Perempuan Meriahkan Festival Wowine Wakatobi 2025 pada 22–24 Agustus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.