Kemudian Sekolah Penggerak juga sudah hampir tuntas, ada sekolah-sekolah penggerak yang menjadi sekolah prototipe untuk implementasi Kurikulum Merdeka.
Yang tak kalah menarik adalah sekarang guru-guru kita sudah mulai belajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Di PMM itu salah satu aplikasi atau sistem belajar buat guru, yang mana setiap guru bisa belajar, mengajar, dan berbagi praktik baik.
Sudah ada 4 juta yang login di PMM dan pengguna harian itu mencapai hampir 1 jutaan, mereka itu mengakses, mendownload materi, membagi materi, dan dengan PMM itu guru bisa terhubung dari Aceh sampai Papua, dari Miangas sampai Rote.
Baca juga: BREAKING NEWS Dirjen GTK Kemendikbud Kunjungi Kantor Tribunnews Sultra di Kendari Sulawesi Tenggara
Ada 12 program prioritas yang kita kerjakan, termasuk peningkatan kompetensi guru atau PKG PJOK, PKG Guru Bahasa Inggris, kemudian kita melalui guru-guru PAUD membantu pemerintah untuk mengatasi stunting, dan juga menyiapkan guru pendamping khusus pada sekolah-sekolah inklusi.
4. Ada sekitar 1,6 juta guru yang belum tersertifikasi, apa alasan guru-guru tersebut belum tersertifikasi?
Sebenarnya program sertifikasi guru itu dicanangkan dengan mencoba undang-undang guru dosen, bahwa guru itu adalah jabatan profesional yang ditandai dengan penguasaan kompetensi, yang ditandai dengan kepemilikan sertifikasi pendidik dan memenuhi kualifikasi yaitu S1 atau D4.
Namun seiring berjalannya waktu, pada undang-undang, waktu itu dibatasi akan selesai pada tahun 2015. Namun rupanya hingga saat ini, target yang ditetapkan undang-undang itu tahun 2015 itu belum tercapai karena ada keterbatasan anggaran pada saat penyelenggaraannya.
Dengan keterbatasan anggaran itu maka sertifikasi akan membatasi kuota, sehingga makin banyak guru, perekrutan guru terus terjadi dan pada saat rekrut tidak ada pemenuhan kualifikasi harus sertifikasi, karena pada saat itu untuk sertifikasi itu sulit.
Oleh karena itu, kami melakukan transformasi Pendidikan Profesi Guru agar sekarang ini setiap guru baru sudah harus sertifikasi supaya tidak nambah barisan yang belum sertifikasi, sedangkan yang sudah ini kita tuntaskan dengan transformasi.
Transformasi yang kita lakukan adalah bagaimana sertifikasi itu tetap mengedepankan kualitas tapi bisa lebih akselerasi dan menggunakan teknologi sebagai solusi, yang mana di sini dengan PMM guru-guru akan belajar secara mandiri.
Tiga modul belajar, habis itu selesai mereka tinggal ambil Ujian Kompetensi (UK) PPG.
5. Fokus Ditjen GTK Kemendikbudristek RI terkait permasalahan guru di Indonesia saat ini seperti apa?
Seperti yang tadi kita sampaikan, fokus kita adalah bagaimana membuat profesi guru itu membanggakan, guru menjadi kompeten melalui pelatihan-pelatihan yang kita sediakan, setiap guru mendapatkan akses untuk mendapatkan pembelajaran.
Kemudian ada ruang-ruang belajar di manapun mereka berada tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Oleh karena itu, melalui PMM dan adanya Balai Guru Penggerak di setiap provinsi, setiap guru memiliki kesempatan untuk belajar tanpa harus datang ke Jawa.
Jadi fokus kita adalah bagaimana meningkatkan kompetensi, mensejahterakan mereka, dan memberikan ruang mereka untuk mengekspresikan semua potensi yang ada di dalam dirinya.
Jika mereka ingin belajar di ruang-ruang belajar, sekarang di sekolah kita ada komunitas belajar (kombel) di setiap satuan pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran.
Jika mentok tidak bisa diselesaikan, mereka bisa datang ke Balai Guru Penggerak karena sekarang Balai Pelatihan Guru tidak hanya ada di Jakarta, sekarang di setiap provinsi sudah tersedia.
6. Bagaimana dengan tenaga pendidik yang tinggal di daerah-daerah 3T, untuk mengakses PMM ini seperti apa?
Jadi kami memberikan perhatian karena kami perhatikan aspek keadilan, kesempatan yang adil bagi setiap guru untuk mendapatkan kesempatan belajar asal dia punya keinginan.
Pertama, untuk pendidikan Guru Penggerak kita ada Guru Penggerak untuk dasus (daerah khusus) dan daerah 3T.
Sedangkan untuk guru-guru yang mau belajar, kita juga sudah punya solusi buat mereka yang tidak terjangkau internet.
Karena ada juga daerah blank spot, sama sekali tidak ada internet, ada yang ada internetnya tapi tidak cukup berkualitas untuk pembelajaran daring.
Sehingga dengan melihat kondisi lapangan, kita sudah melakukan pemetaan, kurang lebih di seluruh Indonesia ada 140 ribuan GTK yang tidak berkesempatan untuk belajar di PMM, kita sediakan sarana offlinenya yang disebut Awan Penggerak.
Awan Penggerak ini sudah kita luncurkan secara nasional pada awal tahun 2024 dan sekarang sudah diakses oleh setiap guru secara offline.
Hanya butuh satu server komputer guru yang terhubung dengan internet, maka seluruh client di sekolah itu langsung bisa mengalir datanya di PMM sehingga mereka bisa tetap belajar meskipun secara offline.
Dia sudah bisa belajar menggunakan platform dengan mengajar, pelatihan mandiri, mengunduh buku-buku belajar, dan apapun, kecuali misalnya webinar daring.
Termasuk di sini, Sultra sudah kita siapkan melalui Balai Guru Penggerak dan juga Balai Penjaminan Mutu Pendidikan untuk membantu GTK di sini untuk belajar menggunakan Awan Penggerak.
7. Komitmen Ditjen GTK Kemendikbudristek RI terkait kesejahteraan dan pengembangan kompetensi guru seperti apa?
Kami berkomitmen bahwa setiap guru berhak untuk mendapatkan kesejahteraan dan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, dan setiap kompetensi yang ditingkatkan berhak mendapatkan penghargaan.
Dengan komitmen itu, maka kami akan terus mengupayakan guru-guru honor menjadi PPPK, guru yang belum tersertifikasi kita upaya untuk segera tersertifikasi, sehingga komitmen mereka sejahtera bisa kita wujudkan.
Setiap guru yang punya keinginan untuk meningkatkan kompetensinya kita fasilitasi dengan pengelolaan kinerja di PMM, apapun yang mereka lakukan mendapatkan penghargaan untuk dapat diperhitungkan sebagai kredit mereka untuk penilaian kinerja mereka.
Arah ke depan, kinerja yang baik itu akan berdampak pada pemerolehan kesejahteraan juga. Jadi itu adalah komitmen kami terhadap guru.
8. Apakah ada arahan dari Prof Nunuk kepada guru-guru menjelang Pilkada 2024 terkait netralitas?
Buat semua guru di Indonesia, khususnya yang ada di Sultra kita sudah mau mendekati Pilkada tetaplah menjadi guru yang netral karena di dalam aturan undang-undang ASN juga disebutkan kita tidak boleh berpihak pada manapun.
Fokuslah untuk meningkatkan kompetensi diri yang akhirnya adalah untuk pelayanan pada siswa.
Saya mengimbau kepada semua guru agar tidak terlibat pada politik praktis karena ini memang tidak dibenarkan apalagi sebagai guru ASN maupun non ASN.
Jadi fokus guru pada masa-masa Pilkada ini adalah peningkatan kompetensi diri. Kami juga memfasilitasi bagi siapapun guru yang ingin meningkatkan kompetensi diri tersedia sarana untuk itu.
9. Tips menjaga tubuh agar tetap prima meskipun menjalankan banyak kegiatan dari Prof Nunuk Suryani?
Prima itu diawali dari pikiran kita, jadi bekerja sebagai Dirjen itu bukan bekerja sebagai birokrat tapi sebagai pelayan guru.
Ketika kita bekerja sebagai pelayan guru maka apapun yang kita hadapi ketika sedang bekerja, anggaplah itu bagian pelayanan yang harus kita berikan secara maksimal kepada guru.
Kedua, tetaplah berpikir positif karena itu akan membantu kita untuk melihat semua persoalan dari perspektif positif.
Jadi jangan pernah mencoba berpikir negatif pada apapun masalah yang kita hadapi, misalnya kalau ada guru yang lagi sedih, marah-marah, pikirlah positif bahwa guru itu tidak tahu dengan persoalannya.
Sehingga dia harus mendapatkan bantuan kita untuk mengetahui permasalahannya.
Dengan mencintai pekerjaan kita maka di manapun kita bekerja tidak akan pernah merasa berat, dan itulah yang membantu kita untuk terus bisa memberikan energi kita seluruhnya untuk pekerjaan kita.
Sebagai informasi, wawancara eksklusif ini dapat disaksikan selengkapnya dalam program VIP Talk yang tayang pada 21 Agustus 2024 di Channel YouTube TribunnewsSultra.com. (*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)