Berita Kendari

Tak Terdampak Isu Oplosan, Harga Beras di Pasar Basah Mandonga Kendari Masih Tinggi dan Sepi Pembeli

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERAS DI KOTA KENDARI - Seorang pedagang beras di Pasar Basah Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memperlihatkan beras medium yang dijual seharga Rp14 ribu per liter. Dia mengatakan, tidak ada lonjakan pembeli beras eceran di lapaknya meski isu beras oplosan masih marak. (TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pedagang beras di Pasar Basah Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku tidak terpengaruh dengan isu beras oplosan.

Pasar tradisional ini beralamat di Jalan Lasandara, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga.

Letaknya tidak begitu jauh dari Kantor Balai Kota Kendari hanya berjarak sekira 850 meter atau 2 menit menggunakan sepeda motor.

Beras oplosan merupakan campuran antara beras medium dengan premium yang dijual demi mendapatkan keuntungan.

Seorang pedagang beras, Andi mengatakan, tidak ada lonjakan pembeli beras eceran di lapaknya.

Baca juga: 10 Ton Beras Murah Ludes Diserbu Warga Kota Baubau, 10 Kilogram per Orang

"Biasa-biasa saja," kata dia kepada TribunnewsSultra.com saat ditemui di Pasar Basah Mandonga, Kamis (14/8/2025).

Harga beras medium maupun premium masih stabil kisaran angka Rp17 ribu-Rp18 ribu per kilogram.

Adapun per liter, dibanderol Rp14 ribu untuk beras jenis medium meliputi beras Kepala, Ciliwung, dan Konawe.

Sementara beras premium dijual seharga Rp15 ribu per liter.

Pedagang menyebut harga beras saat ini masih tinggi, mencapai Rp800 ribu hingga Rp830 ribu per karung 50 kilogram.

Baca juga: Warga Serbu Beras di Polsek Asera Konawe Utara, Selisih Harga Rp5.500 dari Pasaran

Normalnya, beras dengan berat 50 kilogram ini dijual sekitar Rp650 ribu-Rp700 per karung.

"Tahun ini naik terus ndak pernah turun, paling murah Rp13 ribu itupun naik lagi," ujar pedagang lain.

Dia mengatakan beras dengan harga paling murah sebesar Rp13 ribu per liter terjadi pada tahun lalu, 2024.

Menurut mereka, hal itu disebabkan pasokan beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan) masih melimpah.

Pantauan TribunnewsSultra.com di lapak pedagang beras sekira 30 menit sejak pukul 15.17 Wita - 15.47 Wita, pasar tradisional ini tidak begitu ramai.

Baca juga: Masyarakat Bisa Dapat Beras SPHP di Kodim 1412/Kolaka, Harga Rp60 Ribu per 5 Kilogram

Halaman
12