TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KOLAKA - Update dugaan kasus rudapaksa anak SMP di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pacar korban ternyata sudah beraksi berulang kali.
Kasus pencabulan anak di bawah umur tersebut sebelumnya diungkap pihak kepolisian pada Rabu (10/05/2023).
Pengungkapan setelah Tim Elang Anti Bandit 007 Kepolisian Resort Kota atau Polres Kolaka, Provinsi Sultra, yang dipimpin Aipda Rudi Suhendra meringkus pelaku persetubuhan itu.
Penangkapan terhadap terduga pelaku berinisial N (20) alias P itu dilakukan bersama personel Kepolisian Sektor atau Polsek Watubangka.
Sosok pemuda yang belum memiliki pekerjaan tersebut ditangkap di kediamannya, Desa Lamoiko, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Setelah diamankan, pelaku kasus rudapaksa pelajar sekolah menengah pertama (SMP) berinisial AF (14) tersebut kemudian digelandang ke Markas Polsek Watubangga untuk proses lebih lanjut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pihak kepolisian mengungkap perlakuan tak senonoh N yang juga pacar korban AF tak hanya sekali, tapi sudah berulang kali dilakukan.
Baca juga: Berawal Tanda Merah di Leher, Kasus Rudapaksa Anak SMP di Kolaka Sulawesi Tenggara Terungkap
“Mengamankan pelaku persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang telah dilakukan berulang kali,” kata Kasubsi Penmas Humas Polres Kolaka, Aipda Riswandi, dalam keterangan tertulis yang dikutip TribunnewsSultra.com pada Kamis (11/05/2023).
Meski demikian, pihak kepolisian tak merinci berapa kali aksi tak senonoh dilakukan pelaku terhadap korban, begitupun lokasinya.
Aipda Riswandi dalam keterangannya pun mengungkap kronologi dugaan kasus rudapaksa tersebut akhirnya terungkap.
Kasus pencabulan anak di bawah umur itu terungkap dari laporan ibu korban berinisial A (37).
A sebagai pelapor melaporkan dugaan rudapaksa terhadap putrinya tersebut kepada pihak kepolisian.
Kronologi kasus pencabulan tersebut berawal pada Sabtu (6/05/2023) lalu sekitar pukul 19.30 wita.
Korban AF saat itu disebutkan sempat berada di dalam kamarnya bersama pelapor, namun tetiba menghilang dari pandangan ibunya.
Pelapor kemudian bertanya kepada adiknya AN yang juga sempat sekamar dengan AF.
AN yang juga tante korban mengaku juga tidak mengetahui keberadaan AF, meski sebelumnya sempat berbaring di dekatnya.