TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Satu unit rumah panggung milik Sainab di Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, rusak parah bagian atap setelah diterjang angin puting beliung, Jumat (22/8/2025).
Desa Ponggiha adalah desa pesisir yang menghadap langsung ke Teluk Bone dan dikelilingi perbukitan.
Kombinasi ini membuat desa dengan 585 penduduk ini rentan terhadap angin puting beliung.
Pertemuan massa udara panas dari daratan dengan udara dingin dari laut dapat menciptakan awan cumulonimbus dari puting beliung.
Ditambah lagi, perbukitan di sekitar desa memicu pergerakan vertikal dan rotasi udara yang diperlukan untuk pembentukan puting beliung.
Berdasarkan catatan Tribunnewssultra, Kecamatan Lasusua yang membawahi Desa Ponggiha menjadi daerah yang sering terdampak angin puting beliung.
Misalnya pada 18 April 2021, angin puting beliung dilaporkan merusak puluhan rumah di Desa Pitulua yang merupakan tetangga dari Desa Ponggiha.
Baca juga: Nelayan di Sawa Konawe Utara Keluhkan Pendapatan Menurun Imbas Cuaca dan Area Penangkapan Ikan
Kemudian 10 Januari 2019, sebanyak 10 rumah warga di Kecamatan Lasusua kembali rusak usai diterjang angin puting beliung.
Pada Jumat (22/8/2025) satu rumah kembali dilaporkan mengalami kerusakan di Desa Ponggiha Lasusua usai diterjang angin puting beliung.
Jarak Lasusua, ibu kota Kolaka Utara ini dengan Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra sekira 299 kilometer melewati Jalan Poros Ranteangin-Kolaka dengan durasi waktu 6 jam 52 menit.
Kasi Humas Polres Kolaka Utara, AIPDA Muhamad Saiful, mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 WITA pagi.
"Pada saat kejadian, angin kencang tiba-tiba datang dan merusak rumah milik Sainab," ujarnya.
Saiful memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Kerugian material akibat kerusakan rumah ditaksir mencapai Rp4 juta.
Baca juga: Pemprov Sulawesi Tenggara Alokasikan Rp4 Miliar untuk Penanganan Bencana dan Penguatan Tagana
Dari foto yang diterima TribunnewsSultra dari pihak kepolisian, tampak kondisi dalam rumah milik Sainab mengalami kerusakan parah.
Balok-balok kayu penyangga atap terlihat patah dan seng atap terbuka, membuat bagian dalam rumah langsung terlihat dari langit.
Sementara itu, foto lain juga menunjukkan kondisi eksterior rumah panggung tersebut.
Bangunan rumah tampak tidak utuh dengan dinding-dinding dari papan kayu yang terlepas dan tergeletak di tanah.(*)
(TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono)