Berita Sulawesi Tenggara

Belum Ada Temuan Beras Oplosan di Sulawesi Tenggara, Disperindag Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara, Rony Yakob Laute memastikan saat ini belum ditemukan peredaran beras oplosan di Sultra

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
DISPERINDAG SULTRA - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara (Sultra), Rony Yakob Laute saat diwawancara awak media di Kendari, Rabu (16/7/2025). Rony menyebut belum ditemukan beras oplosan di Sultra hingga saat ini. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara (Sultra), Rony Yakob Laute memastikan hingga saat ini belum ditemukan adanya peredaran beras oplosan di wilayah Sultra.

“Beberapa tim pengawas kami, sejak muncul isu beras oplosan, langsung turun ke lapangan untuk mencari data, baik secara mandiri maupun terorganisir," kata Rony saat dikonfirmasi Tribunnewssultra.com di Kendari, Rabu (16/7/2025).

"Hasil pengecekan kami, belum ada temuan beras oplosan di Sultra,” ujarnya melanjutkan.

Selain itu, Disperindag Sultra juga telah mengonfirmasi langsung ke beberapa gudang penyimpanan dan pengecer beras. 

Hasilnya, tidak ditemukan indikasi beras oplosan

“Pagi ini juga, sekitar pukul 10.00 Wita, kami cek ke beberapa retail modern di Kendari dan tidak ada temuan,” tuturnya.

Meski demikian, Rony menegaskan apabila ke depan ditemukan adanya penjual atau distributor beras oplosan, pihaknya tidak akan segan menjatuhkan sanksi.

Baca juga: Beras SPHP di Sulawesi Tenggara Dibatasi 2 Karung per Orang, Stok 11.700 Ton hingga Desember

Sanksi tersebut akan diberikan sesuai ketentuan Undang-Undang Perlindungan Konsumen, UU Nomor 8 Tahun 1999.

“Ini juga menjadi arahan langsung Gubernur Sultra, karena tindakan tersebut merupakan pelanggaran serius dalam perdagangan,” tegasnya.

Rony mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan bijak dalam memilih beras. 

Pilihlah merek yang sudah sering dikonsumsi dan jelas asal-usulnya, jangan tergiur mencoba merek baru yang tidak diketahui sumbernya. 

“Walau sejauh ini belum ada ditemukan beras oplosan, harus tetap berhati-hati saat berbelanja,” jelasnya.

Sebelumnya, dikutip dari Tribunnews.com, Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan Bareskrim Polri resmi mengungkap 212 merek beras premium dan medium yang diduga melanggar regulasi mutu dan takaran. 

Sebanyak 10 perusahaan besar yang terindikasi melakukan praktik curang telah dipanggil untuk diperiksa Satgas Pangan.

Baca juga: Areal Persawahan di Konawe Sulawesi Tenggara Diperluas, Target Produksi Petani 500 Ribu Ton Beras

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjelaskan pemeriksaan dilakukan untuk mengecek produk yang tak sesuai standar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved