Derap Nusantara
AI Antara Alat Bantu dan Ancaman
AI (Artificial Intelligence) atau masyarakat mengenalnya sebagai kecerdasan buatan secara perlahan mulai menggantikan peran manusia
Penulis: Content Writer | Editor: Amelda Devi Indriyani
Lantas bagaimana untuk menyikapinya. Tentunya keberadaan AI dan big data itu tidak bisa ditolak mentah-mentah. Kehadiran mereka tetap harus kita rangkul. Bahkan keberadaan mereka bisa dijadikan alat (tools) untuk meningkatkan kemampuan.
Sebagai contoh di bidang jurnalistik maka kehadiran AI itu bisa dipakai untuk meningkatkan bobot reportase di lapangan. Kehadiran AI akan membuat berita yang tersaji tidak sebatas kepada teks saja tetapi sudah berbentuk video, foto, narasi dalam format digital yang siap untuk disajikan di seluruh kanal media.
Meski fungsi dari AI itu sudah bisa menggantikan foto, video, dan teks. Namun dari semua itu unsur kreativitas, inovasi, keindahan tetap "belum" bisa tergantikan. Peran-peran semacam itu tetap menjadi porsi dari manusia. Tinggal dari kemampuan manusia untuk bisa memanfaatkan teknologi yang ada.
Alat bagi manusia bisa dipakai untuk meringankan pekerjaan tetapi di sisi lain juga dapat dipakai untuk melakukan kejahatan atau untuk hal-hal negatif lainnya. AI sebagai alat sudah ada di depan mata tinggal kebijakan dari penggunanya mau diapakan selanjutnya untuk menghasilkan karya yang berkualitas atau untuk "merusak".
Hal ini yang membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan konferensi dan pameran ASEAN Innovation Business Platform (AIBP) yang membahas tantangan dan peluang teknologi utama di Indonesia.
Dalam ajang yang digelar pada 6 dan 7 Agustus itu juga dibahas mengenai kekhawatiran masyarakat terkait kehadiran AI. Pemerintah sendiri terkait dengan perkembangan teknologi AI memiliki komitmen untuk menghadirkan regulasi yang kuat khususnya terkait privasi dan kekayaan intelektual.
Tata kelola AI yang efektif melibatkan kolaborasi antara pembuat kebijakan, pemimpin industri, dan masyarakat untuk memastikan penggunaan AI yang etis dan praktis. Survei Inovasi AIBP tahun 2024 yang tengah berlangsung menyoroti bahwa 82 persen responden Indonesia memandang masalah privasi dan keamanan sebagai hambatan utama dalam penerapan AI. Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting untuk mempercepat inovasi AI di Indonesia.
Pemerintah memiliki peran penting ke depan agar dapat menjembatani kesenjangan keterampilan melalui pelatihan kompetensi digital yang ekstensif. Investasi strategis pada platform data terpadu, analisis data, perangkat lunak intelijen bisnis, dan peningkatan konektivitas akan mendorong transformasi dan kemajuan digital yang signifikan.
Penerapan pedoman etika pada AI, sangat penting terutama pada bidang sensitif seperti pemilu dan media sosial. Namun, masih tantangan praktis dalam menerapkan teknologi AI secara etis dan aman masih tetap marak.
Survei
Berdasarkan hasil Survei Inovasi AIBP yang sedang berlangsung, 8 persen perusahaan di Indonesia melaporkan bahwa AI Generatif membawa transformasi pada bisnis mereka secara signifikan, dibandingkan dengan 18 persen perusahaan di Thailand. Kesenjangan ini menyoroti peluang bagi dunia usaha di Indonesia untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang AI dan mempercepat inisiatif AI guna membuka peluang bisnis baru.
AI dan otomatisasi otomatisasi dalam Tenaga Kerja: Mengelola Perpindahan Kerja dan Dampak Sektoral Otomatisasi menimbulkan ancaman terhadap lapangan kerja, sehingga muncul kebutuhan untuk mengadakan transisi tenaga kerja yang strategis dan program pelatihan ulang.

Survei Inovasi AIBP tahun 2024 yang sedang berlangsung menunjukkan peningkatan adopsi AI di kalangan bisnis di Indonesia, dengan 63 persen menciptakan strategi dan peta jalan yang berfokus pada AI dan 67 persen menjajaki penggunaan AI untuk otomatisasi proses.
Ketika industri menghadapi berbagai tingkat gangguan, strategi otomatisasi perlu disesuaikan. Konferensi ini akan bertujuan untuk menanggapi pengatasan dari tantangan-tantangan ini untuk merumuskan strategi transisi yang lancar bagi dunia kerja.
Menurut praktisi Irza Fauzan Suprapto yang juga CEO salah satu industri platform di Singapura big data dan AI bisa menjadi landasan transformasi digital di Indonesia yakni melalui pemberdayaan dunia usaha dan lembaga pemerintah untuk mengoptimalkan sisi operasional perusahaan, meningkatkan pengambilan keputusan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Dengan memanfaatkan analisa yang didukung AI maka bisa mendorong efisiensi dan inovasi di berbagai sektor seperti keuangan, manufaktur, dan layanan publik, sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terkemuka.