Derap Nusantara

AI Antara Alat Bantu dan Ancaman

AI (Artificial Intelligence) atau masyarakat mengenalnya sebagai kecerdasan buatan secara perlahan mulai menggantikan peran manusia

ANTARA/Ganet Dirgantara
Teknologi kecerdasan buatan dan big data bisa dipakai untuk membuat profil pengguna transportasi publik. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, JAKARTA - AI (Artificial Intelligence) atau masyarakat mengenalnya sebagai kecerdasan buatan secara perlahan mulai menggantikan peran manusia, bahkan ada beberapa pekerjaan yang mulai tergeser dengan kehadiran teknologi tersebut.

Sebagai contoh editor foto atau video yang sekarang ini sudah banyak teknologi AI menawarkan solusi bahkan tanpa bayar. Hasilnya tidak diragukan lagi menjadi luar biasa bahkan tanpa koreksi sudah siap untuk dinikmati.

Mungkin masih ingat dengan teknologi kartu elektronik yang menggantikan peran petugas pengumpul tol sehingga ketika itu memunculkan isu pemutusan kerja besar-besaran. Hal serupa juga bisa terjadi saat ini apabila AI nantinya menggantikan peran kartu elektronik.

Idenya serupa dengan penerapan jalan berbayar (electronic road pricing/ ERP) yang mencatat berapa sering kendaraan melintasi ruas jalan yang sudah ditetapkan tarifnya. Tagihan nantinya akan datang dengan sendirinya sesuai dengan alamat pengemudi.

Tagihan tidak bisa diabaikan. Sebab, kendaraan tidak bisa lewat dengan leluasa di gardu tol. Palang pintu tol tak akan otomatis terbuka meski kendaraan sudah berada di depan gardu tol, sebelum pengemudi melunasi kewajiban tersebut.

Penggunaan teknologi juga diterapkan terhadap pelanggar lalu lintas melalui tilang elektronik atau dikenal dengan electronic traffic law enforcement (ETLE). Pelanggaran langsung terekam kamera pengawas serta surat bukti pelanggaran langsung dikirim ke alamat disertai foto bukti pelanggaran.

Tidak bersedia membayar sanksi tilang, maka jangan harap pemilik kendaraan itu dapat memperpanjang pajak kendaraannya karena petugas akan menyarankan untuk menyelesaikan pembayaran tilang terlebih dahulu.

Tak hanya itu, dengan teknologi saat ini karya tulis bisa dibuat dalam waktu yang sangat singkat. Pengguna tinggal menyebut tema yang ingin dibuat, bidang yang ingin dikerjakan, referensi yang dipakai, dan beberapa syarat lain maka mesin langsung mengerjakan.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan peran jurnalistik juga bisa tergeser ke AI. Kemampuan mesin untuk merekam dan mengolah video, gambar (foto), dan suara sudah mampu menciptakan berita lengkap dengan video, foto, teks, dan narasi (penyiar) berbentuk avatar.

Meski saat ini sudah ada aplikasi yang sanggup merekam suatu karya tulis merupakan bikinan mesin atau tidak. Namun tidak tertutup kemungkinan dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang aplikasi itu tidak akan mampu lagi menjalankan fungsinya dengan baik.

Lantas apakah keberadaan AI berbasis big data ini menjadi ancaman ke depan. Mengingat banyak sisi positif juga yang dapat ditawarkan dari teknologi ini. Contohnya, kebijakan Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang memakai AI untuk mengatur lalu lintas di 40 lokasi yang diharapkan bisa mengurangi kemacetan secara efektif di Jakarta.

Keberadaan AI juga sebenarnya dapat dipakai TransJakarta dan transportasi publik lainnya untuk menghitung jumlah armada yang harus tersedia setiap waktu dengan memperhitungkan kepadatan penumpang yang ada di setiap halte bus/stasiun di seluruh daerah layanan.

Perguruan tinggi juga bisa memakai AI dan kecerdasan buatan
Perguruan tinggi juga bisa memakai AI dan kecerdasan buatan untuk menjembatani perkuliahan dengan mahasiswa.

Akrab teknologi

Kehadiran teknologi AI dan big data memang sudah di depan mata dan geliatnya juga semakin terlihat ada di sekitar kehidupan. Tanpa disadari bagi mereka yang kerap belanja di lokapasar (e-commerce) maka perilaku mereka sebenarnya sudah terdeteksi AI, sehingga ketika membuka toko langganannya sejumlah tawaran dari produk yang kita inginkan langsung tersaji di layar komputer atau handphone.

Hal serupa juga terhadap mereka yang kerap berselancar di media sosial. Kegemaran membuka tema-tema tertentu dan profesi yang sedang digeluti juga terbaca oleh mesin AI. Sehingga seluruh topik yang memang kegemaran kita akan selalu tersaji di akun kita bahkan terkadang dilakukan berulang kali sampai akhirnya kita membuka dan tentunya ada juga aspek komersial di dalamnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved