OPINI

OPINI Literasi Kesehatan Reproduksi: Kunci untuk Kemandirian Remaja dalam Menghadapi Tantangan Etik

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi kesehatan organ reproduksi yang terbebas dari penyakit atau cacat baik fisik, mental maupun social.

Istimewa
Aning Subiyatin, Mahasiswa Program Doctoral Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Indonesia 

Berdasarkan alasan di atas maka remaja perlu pentingnya literasi kesehatan reproduksi. Tujuannya adalah :

1. Meningkatkan Kesadaran dan Pengetahuan

Literasi kesehatan reproduksi membantu remaja memahami tubuh mereka, hak-hak mereka, serta risiko dan tanggung jawab yang terkait dengan kegiatan seksual. Informasi yang tepat memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik.

Baca juga: OPINI Ergonomi dan Postur Tubuh: Perspektif Etik Dalam Mencegah Cedera di Lingkungan Tambang

2. Mengurangi Risiko Kesehatan

Pendidikan yang efektif dapat mengurangi angka kehamilan remaja dan penyebaran penyakit menular seksual. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan dan pengobatan, remaja dapat melindungi diri mereka dan pasangan mereka.

3. Mendorong Kemandirian Remaja

Memberikan remaja pengetahuan yang diperlukan tentang kesehatan reproduksi akan memberdayakan mereka untuk menjadi lebih mandiri dalam menghadapi keputusan yang berkaitan dengan kesehatan mereka. Ini tidak hanya menguntungkan mereka secara pribadi tetapi juga memperkuat masyarakat secara keseluruhan.

Rekomendasi yang diharapakan kedepan adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan Berbasis Usia

Program pendidikan kesehatan reproduksi seharusnya dirancang sesuai dengan usia dan perkembangan remaja. Konten yang diajarkan harus relevan dan disampaikan dengan cara yang mudah dipahami. Konten yang dibuat interaktif (video/film, game, quiz dan diskusi) terbukti efektif dalam penelitian terbaru. 

2. Kolaborasi antara Sekolah dan Orang Tua

Membuka jalur komunikasi antara sekolah dan orang tua sangat penting. Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan dapat membina lingkungan yang mendukung di mana remaja merasa nyaman untuk bertanya dan mendapatkan informasi yang benar. Hasil riset mengatakan bahwa guru dan orang tua merupakan sumber informasi utama. Untuk itu peran kedua belah pihak ini harus terbina dengan baik.

Baca juga: OPINI Dilema Kesehatan Mental Ibu Pasca Persalinan: Antara ASI, Bayi dan Harmonisasi Keluarga

3. Peningkatan Peran Media dan Teknologi

Memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi yang akurat dan terpercaya. Media sosial, blog, dan situs web kesehatan dapat digunakan untuk menjangkau remaja dengan informasi yang bermanfaat, selama terbukti bahwa situs-situs tersebut memenuhi kriteria kredibilitas. Selain itu Bahasa penyampaian juga disesuaikan dengan usia, norma dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

Kesimpulan 

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved