Derap Nusantara

Kesetaraan Air Bagi Mereka yang Tinggal di Pulau-Pulau Kecil

Masyarakat di Desa Tawabi, Bacan Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara, harus sangat cermat dalam memanfaatkan air.

ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum 2024/Fikri Yusuf/pras.
Seniman tampil pada Malam Budaya (Cultural Night) World Water Forum ke-10 2024 di Taman Bhagawan, Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (24/5/2024). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, JAKARTA - Masyarakat di Desa Tawabi, Bacan Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara, harus sangat cermat dalam memanfaatkan air.

Bagi mereka, air adalah barang mewah karena untuk mendapatkannya mereka harus menyeberang pulau dengan perahu ketinting dan mesti menunggu keberuntungan karena belum tentu sumber airnya sudah terisi.

Mereka mendapatkan akses air bersih dari sumur-sumur galian di dekat bibir pantai. Mungkin juga bukan sumur, melainkan hanya berupa galian dengan kedalaman satu atau dua meter saja untuk mendapatkan air tawar.

Terdapat enam galian yang pernah dimanfaatkan oleh masyarakat Tawabi. Kini, hanya tersisa dua yang masih bisa terpakai.

Dua lagi sudah mati, sedang yang dua berikutnya masih berisi air, namun rasanya payau atau bahkan masih asin. Kedua sumber air tawar yang masih aktif itu dimanfaatkan oleh sekitar 130 rumah.

Kondisi sulit untuk mendapatkan air tawar itu, bahkan sudah terjadi sejak sebelum Indonesia merdeka.

Ironisnya, masyarakat di Desa Tawabi bukan satu-satunya, sebab masih banyak masyarakat di pulau-pulau kecil lain yang mengalami hal serupa, bahkan lebih parah.

Baca juga: Mensos Ajak Anak Muda Tak Mudah Menyerah Peringati Hari Kartini

Ada yang harus berperahu hingga dua jam untuk mendapatkan akses air bersih. Sementara di saat yang sama, masyarakat di wilayah lain yang makmur air bersih justru boros air karena belum memiliki kesadaran yang tinggi akan keberlanjutan air bagi kehidupan.

Padahal sebagai sumber kehidupan, kesetaraan atas air sama halnya dengan kesempatan yang sama bagi manusia untuk menghirup udara untuk hidup. Air bisa dibilang bagian dari hak asasi manusia yang harus disetarakan.

Oleh karena itu, High Level Panel 12 World Water Forum ke-10 di Bali membahas topik “Integrated Water Resources Management on Small Islands” di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Kabupaten Badung, untuk menyadarkan pentingnya komitmen atas kesetaraan air.

Forum ini layak diapresiasi atas inisiatifnya untuk mengingat mereka yang tinggal di pulau-pulau kecil (small islands) yang tersebar di seluruh dunia dan sama-sama punya hak mendapatkan akses atau fasilitas air bersih.

Meningkatkan akses

Menjadi sangat menarik kala Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam sambutannya mengatakan bahwa sebagian besar negara kepulauan kecil memiliki permasalahan yang sama, seperti keterbatasan sumber daya, urbanisasi, pertanian, keterpencilan, kerentanan terhadap bencana alam karena pusat ekonomi dekat garis pantai, dan lingkungan alam yang rentan.

Bagi negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang, tantangan-tantangan ini semakin diperburuk oleh kurangnya sumber daya keuangan dan kapasitas teknis, sehingga mengganggu implementasi rencana ketahanan iklim.

Lebih lanjut untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait air, maka memang kemudian sangat penting untuk membangun dan memfasilitasi pemahaman berbasis pengetahuan mengenai dampak perubahan iklim terhadap negara-negara kepulauan kecil, pulau-pulau kecil, dan negara bagian.

Baca juga: Jenis Sampah Ini Bisa Diolah Jadi Cofiring Biomassa PLTU untuk Kurangi Emisi Batubara di Sultra

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved