Hashim Djojohadikusumo: Ali Ngabalin itu Teman Lama Tapi Beda Nasib

Di pidato sambutan resminya, Hashim menyebut Ngabalin sebagai teman lama beda nasib.

istimewa
Tenaga Ahli Utama Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin (56), Rabu (19/6/2024) petang, bertandang ke kantor Tribun Network 

Di Pilpres 2014 dia masuk tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan kapasitas ebagai juru debat sekaligus jubir koalisi.

Ketika pemungutan suara usai dan Joko Widodo dinyatakan sebagai pemenang, Ngabalin melontarkan ucapan kontroversial.

"Perjuangan yang kita lakukan tidak berhenti sampai di sini dan kita mendesak Allah SWT berpihak kepada kebenaran, berpihak kepada Prabowo-Hatta. Kita gemas, kapan Tuhan turunkan. Kita desak Allah turunkan bala tentaranya tolong Prabowo."

Namun, di akhir  pertama periode Jokowi-JK, Ngabalin masuk Istana membantu Moeldoko, sebagai kepala staf presiden.

"Itu, logika politik saya tak percaya bisa masuk Istana, andai saya tak ditelepon Ummi Haji (Ibu kandung) dari Jayapura, kalau saya akan masuk Istana," ujar Ngabalin mengenang telepon dari ibu kandung yang dia terima saat lagi mengajar di Amerika Serikat, delapan tahun lalu.

Pria bersorban itu berlatar belakang sebagai mubalig, pernah menjadi pemimpin pondok pesantren Nurul Falah di Palu, Sulawesi Tengah, sempat menjabat Ketua DPP Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia, serta Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia.

Baca juga: ITBM Wakatobi Sultra Gelar Kuliah Umum, Ustadz La Ode Baa dan Ali Mochtar Ngabalin Jadi Dosen Tamu

Di KSP, Ngabalin bertugas membantu  3 kegiatan strategis Istana Presiden.

Tugasnya dirinci dalam  Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2019 tentang Kantor Staf Presiden, untuk memberi dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden pelaksanaan Program – Program Prioritas Nasional, aktivitas terkait komunikasi politik kepresidenan, dan pengelolaan isu strategis.

Pileg 2024 ini, Ngabalin maju sebagai caleg Partai Golkar di daerah pemilihan Sulawesi Tenggara. Pria kelahiran Fakfak, Papua Barat itu hanya mendapatkan 8.483 suara dari 17 kabupaten/kota di Sultra.

Perolehan suaranya terpaut jauh sekali dengan kader Golkar yang diprediksi berhasil mendapatkan kursi dari Sultra, yakni Ridwan Bae.

Ridwan Bae berhasil mengantongi 84.440 suara atau nyaris 10 kali lipat coblosan untuk Ngabalin. 

"Kita tahu diri, saya ini hanya vote getter Golkar di Tanah leluhur ibu," ujarnya kepada Tribun. (zil)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved