Hashim Djojohadikusumo: Ali Ngabalin itu Teman Lama Tapi Beda Nasib

Di pidato sambutan resminya, Hashim menyebut Ngabalin sebagai teman lama beda nasib.

istimewa
Tenaga Ahli Utama Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin (56), Rabu (19/6/2024) petang, bertandang ke kantor Tribun Network 

"Ini waktu kosong. Besok saya ke Solo, dua hari bersama Pak Jokowi, lalu lanjut ke IKN seminggu, untuk persiapan pemindahan KSP dan beberapa kementerian," ujar mantan caleg DPR dari Partai Golkar itu.

Usai sesi wawancara, Ngabalin sempat bercerita awal pertemanannya dengan Hashim.

"Sudah hampir 20 tahun, sejak saya jadi anggota komisi pertahanan di DPR," ujar Ngabalin, yang kala itu anggota Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB) dari Dapil Sulsel III.

Ngabalin lalu menjelaskan, maksud kutipan pidato Hashim, yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra. 

"Maksudnya, teman lama beda nasib itu, karena saya lebih dulu delapan tahun masuk Istana. Pak Hashim baru masuk Istana, Oktober," ujar Ngabalin diikuti tawa khasnya.

Sebelum acara, CEO Tribun Network Dahlan Dahi dan bertukar cinderamata dengan Ngabalin. 

Baca juga: Malam Pentas Festival Konasara HUT ke-17 Konawe Utara Dihadiri Tenaga Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin

Dahlan memberikan plakat Tribun Network, dan mengenakan baseball jacket berlogo Tribun Network, dengan tulisan Aku Lokal Aku Bangga.

Ali Muchtar Ngabalin juga berkisah, kedekatannya dengan Hashim dan Prabowo, kian dekat saat peserta Pilpres 2014.

Kala itu, partai Ngabalin, PBB masuk partai pendukung dan koalisi Indonesia Bangkit, yang mengusung Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa.

Kala itu, Gerindra dan PAN jadi parpol poros pengusung bersama Golkar, PPP, PKS dan PBB.

Poros ini melawan  pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla, yang diusung PDIPerjuangan, Partai Nasdem, PKB dan Partai Hanura.

Ngabalin saat itu, jadi salah sary juru bicara koalisi Prabowo-Hatta.

Ngabalin memulai karier politiknya sebagai kader Partai Bulan Bintang (PBB). Ngabalin lima tahun jadi anggota legislatif di Komisi I DPRI RI periode 2004-2009. 

Baca juga: Ali Ngabalin Nyaleg DPR RI di Sultra: Tidak Ada yang Vokal Perjuangkan Masyarakat Sulawesi Tenggara

Di April 2010, pria kelahiran Fakfak dengan ayah Maluku dan Ibu Wanci, Buton itu lalu mengajukan diri sebagai calon Ketua Umum PBB untuk periode 2010-2015, namun kalah dari MS Kaban.

Setelah itu, Oktober 2010, Ngabalin migrasi partai dan  bergabung dengan Partai Golkar dengan posisi awal sebagai wakil sekretaris jenderal.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved