Kasus Kapal Tenggelam di Buton Tengah

Cerita Pengemudi Kapal Tenggelam di Buton Tengah, Sebut Dipaksa Penumpang Meski Sudah Over Kapasitas

S (50) menyebut dirinya dipaksa penumpang untuk mengangkut meski jumlah orang di dalam kapal sudah over kapasitas di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.

Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
Seorang pengemudi dan pemilik kapal penyeberangan yang tenggelam di Buton Tengah, S (50) menyebut dirinya dipaksa penumpang untuk mengangkut meski sudah over kapasitas. Hal itu diungkapkan S usai dirinya ditetapkan sebagai tersangka penyebab tenggelamnya kapal tersebut di Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Ditpolairud Polda Sultra), Jumat (28/7/2023). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Seorang pengemudi dan pemilik kapal penyeberangan yang tenggelam di Buton Tengah, S (50) menyebut dirinya dipaksa penumpang untuk mengangkut meski sudah over kapasitas.

Hal itu diungkapkan S usai dirinya ditetapkan sebagai tersangka penyebab tenggelamnya kapal tersebut di Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Ditpolairud Polda Sultra), Jumat (28/7/2023).

"Saya bilang sama penumpang sudah, sudah tinggal satu orang ini yang bisa naik, tapi mereka memaksa," ucapnya.

S mengaku saat itu, sudah dua kali mengangkut penumpang yang menyeberang dari Desa Lagili menuju Lakuroa Kecamatan Mawasangka Tengah.

Kata dia, penyeberangan pertama, penumpang yang diangkutnya dari Lagili menuju Desa Lakuroa untuk menonton konser musik perayaan HUT Buteng.

Baca juga: Pengemudi Kapal Tenggelam 15 Tewas di Buton Tengah Sulawesi Tenggara Ditetapkan Sebagai Tersangka

Ia menyebut tidak mengetahui penumpang yang dibawa saat itu, tetapi jumlahnya hampir sama dengan penumpang saat insiden tenggelamnya kapal tersebut.

"Waktu saya antar pertama selamat, saya tidak tahu berapa orang, banyak anak-anak yang mau pergi nonton," ucapnya.

Kemudian dia menunggu penumpang yang akan balik dari Lakuroa menuju Desa Lagili sampai pukul 00.00 Wita atau jam 12 malam.

Saat itu, para penumpang yang naik kapal pincara miliknya berjumlah sebanyak 69 orang setelah menonton konser.

Lalu saat menyeberang, ada tali bagang yang melintang. Ia lantas mematikan mesin kapal tenggelam tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS Pengungkapan Kasus Kapal Tenggelam 15 Tewas di Buton Tengah Sulawesi Tenggara

Setelah kapal melewati tali bagang, S kembali menyalakan mesin. Namun, saat itu kondisi kapal mulai goyang sebelum mencapai tempat penyeberangan di Desa Lagili.

"Saya bilang ke penumpang kondisi kapal sudah miring ke kiri, tinggal 20 meter sampai di Jembatan Lagili," ujarnya.

Saat kapal mulai tenggelam, dia menyuruh penumpang untuk berpegang di kapal. Namun, banyak penumpang panik hingga ada yang tenggelam.

"Jadi kapal terbalik lalu dia tindis orang," kata S.

Ia mengaku hanya mengingat anaknya yang dibawa saat kejadian itu.

Baca juga: Tiga Korban Kapal Tenggelam di Perairan Malaoge Buton Sulawesi Tenggara Ditemukan Selamat

"Saya cuman ingat anakku yang masih Kelas 2 SMP, ia selamat. Baru saya bantu angkat penumpang yang lain," ungkapnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved