Berita Sulawesi Tenggara
Kasus Penyakit PMK Ternak Sapi di Sulawesi Tenggara Bertambah, Terbanyak di Kolaka Timur
Tahun 2023 Jumlah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi masyarakat di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bertambah.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Saat ini Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi masyarakat di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bertambah.
Tidak hanya terjadi di Kabupaten Kolaka Timur sebagai lokasi pertama penemuan PMK.
Kini penyakit PMK terdeteksi menyerang ternak sapi di beberapa kabupaten kota lainnya di Sultra.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan atau Distanak Sultra, Rusdin mengatakan meski sudah masuk ke beberapa kabupaten kota, namun untuk wilayah kepulauan masih steril.
"Virus ini tidak bisa kita tahan seperti benda fisik ya, dia menyebarnya juga melalui beberapa perantara."
Baca juga: Update Harta Kekayaan 18 Kepala Daerah di Sulawesi Tenggara, Terkaya Bukan Gubernur Sultra Ali Mazi
"Tapi kami sudah memfasilitasi pemberian vaksin dan obat-obatan ke pelosok kabupaten," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Senin (21/2/2023).
Kabid Peternakan dan Kesehatan Distanak Sultra, LM Jabal mengatakan meski pencegahan dan penanganan sudah dilakukan dengan terus melakukan vaksinasi PMK hewan ternak.
Hingga penyemprotan disinfektan dan lainnya, tidak bisa dipungkiri penularan virus ini tidak hanya terjadi karena kontak ternak.
Melainkan penularan bisa dari pakaian petugas atau pihak yang telah terkontaminasi virus PMK dan secara tidak disadari menularkannya ke hewan ternak sapi lainnya.
Selain itu juga melalui transportasi mobil pengangkut sapi menjadi media penularan virus tersebut.
"Misalnya saya dari daerah atau kandang sapi yang terjangkit virus kemudian saya masuk ke lokasi peternakan yamg lainĀ itu terjadi penularan," ucapnya.
Kata dia, pada dasarnya virus ini tidak membahayakan manusia tetapi secara ekonomi merugikan para peternak karena mempengaruhi produksi sapi masyarakat hingga menurun.
Baca juga: Video Viral Wanita Lupa HP di Meja Kasir Mini Market, Dicuri Pengunjung Lain, Langsung Dibawa Kabur
Meski ada penyebaran, namun menurutnya penyebaran virus tidak begitu masif terjadi, sebab masih bisa diantisipasi dengan melakukan isolasi, pengobatan dan vaksinasi.
"Sampai hari ini penyebarannya tidak masif dan masih bisa di lokalisasi," jelasnya.
Sub Koordinator Keswan, Kesmavet dan Pasca Panen Distanak Sultra, drh Sangia Muldjabar mengatakan kasus PMK di Sultra cukup unik karena berbeda dengan kondisi atau gejala seperti di Pulau Jawa khususnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.