Berita Konawe Utara

Akibat Pertambangan, Terumbu Karang Wisata Labengki Konawe Utara dan Pulau Sambori Terancam Habis

Konawe Utara (Konut) merupakan daerah yang memiliki wilayah pertambagan nikel terbesar di Sulawesi Tenggara namun wilayah lautnya berpotensi rusak.

Penulis: Bima Saputra Lotunani | Editor: Muhammad Israjab
Istimewa
Nampak dari atas pencemaran air laut di wilayah pertambangan Kabupaten Konawe Utara terjadi akibat tidak adanya pembatas tanah olahan dengan laut. 

Hal itu seperti yang dikatakan, Ketua Tim Konservasi Kima Tolitoli-Labengli Habib Nadjar Buduha, bahwasanya, kondisi terumbu karang di pulau labengki dan pulau Bawulu dan sekitarnya sangat memprihatikan.

Dibuktikan saat dirinya beserta anggotanya melakukan survei dan penyelaman di kedua lokasi wisata tersebut.

Kata Habib Nadjar Buduha, sekarang Pulau Lebengki yang berhadapan langsung dengan daratan Boenaga dan Boedingin yang memiliki aktivitas pertambangan, kini banyak merusak terumbuh karang Labengki.

"Saat ini hasil penyelaman kami, kurang lebih 75 persen terumbu karang di pulau labengki sudah rusak," ucapnya saat di konfirmasi di telponnya baru-baru ini.

Ia mengatakan, saat dirinya melakukan penyelaman ke Morombo 100 meter dari pantai, kedalaman 15 meter, ia tidak mendapatkan dasar tempat terumbu karang karena telah tertutupi lumpur.

Baca juga: Nelayan di Konawe Utara Kehilangan Mata Pencaharian Akibat Pembangunan Pelabuhan Perusahaan Tambang

"Saya ukur sampai tenggelam tangganku saya belum dapat dasarnya semua timbunan lumpur,  padahal dulu tempat tersebut merupakah tempat terumbu karang," jelasnya

"Artinya timbunan lumpur dikawasan tersebut paling kurang 1 meter ketebalannya, ini baru hampir lima tahun pertambangan bergerak, bagimana nanti kedepan, kemungkinan semua akan rusak," terangnya menambahkan. 

Lepas dari tempat tersebut, ia menuju ke titik kedua bagian selatan pulau Bawulu, sekitar 5 kilo dari Morombo, ia kembali melakukan  penyelaman dan mendapatkan Terumbu karang sudah tertutup sedimen.

Nampak jelas Jeti salah satu pertambangan di Konawe Utara yang digukan untuk mengangkut materi hanya beralaskan batu dan timbunan tanah.
Nampak jelas Jeti salah satu pertambangan di Konawe Utara yang digukan untuk mengangkut materi hanya beralaskan batu dan timbunan tanah. (Istimewa)

"kita lihat di Pulau Sambori sekitar 2 mil sudah seperti sungai airnya sudah kabur, padahal survei kami dulu di kawasan waru-waru mempunyai terumbu karang yang sangat indah," katanya.

Dan saat ia melakukan survei penyelaman dua bulan lalu, terumbu karang ditempat tersebut sudah mati.

"Walaupun sambori berada di morowali namun kegiatan pertambangan lebih besar di kawasan Mandiodo yang dampaknya sampe kesana," jelasnya.

"Saya melihat, akibat pertambagan di Konawe Utara, dua wisata andalan yakni Pulau  Labengki dan Pulau Sambori yang di kenal luar biasa terancam kedepannya," tungkasnya.

Baca juga: Ali Mazi Perkenalkan Kery ke Pengurus Sebut The Next Gubernur Sultra saat Rakorwil Partai NasDem

Habib Nadjar Buduha menuturkan, mungkin semua sudah terlambat, tapi ia tekankan jangan sampai terus dibiarkan seperti itu.

"Harus ada upaya bersama baik Instansi pemerintah, maupun rekan-rekan penambang agar tak egois melakukan hal tersebut karena merusak ekosistem," ungkapnya.

Ia berharap walaupun secara regulasi para penambang mempunyai ijin tapi beri moralitas terhadap ekosistem.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved