FAKTA TERBARU Santri Korban Guru Ngaji Pesantren di Bandung: Tambah 21 Orang-Dicabuli Usia 13 Tahun
Berikut ini fakta terbaru santiriwati korban guru ngaji pesantren di Kota Bandung yang bertambah menjadi 21 orang.
Bukan hanya itu, tiap saat orangtua akan menyumbang kayu dan tenaga selam anaknya belajar di pondok pesantren.
"Rata-rata digauli umur 13-an, ya mulai (masuk pesantren) rata-ratakan ada yang 2 (atau) 3 tahun itu,"
"Nah itu bukan hanya orang Garut ya, ada (juga) orang Cimahi, Bandung. Semuanya sebenarnya ada 21 (korban)," ujar Diah Kurniasari sebagaimana dikutip Kompas.Com pada Jumat (10/12).
Korban Alami Beby Blus Sidrom
Diah menjelaskan, masing-masing bayi bakal dirawat oleh keluarga korban.
Kebanyakan keluarga tergolong manyatakan diri belum mampu menerima kenyataan.
Terlebih sebagian besar orangtua korban hanya petani dan buruh.
"Mereka bersedia merawat," ujar Diah dikutip TribunJabar pada Jumat (10/12/2021).
Diah memastikan pihaknya bersedia membantu untuk perawatan para bayi korban kebiadaban Herry Wirawan.
"Rasanya bagi mereka mungkin dunia ini kiamat, ada seorang bapak yang disodorkan anak usia 4 bulan oleh anaknya, enggak, semuanya nangis," kenang Diah.
Diah menambahkan. kebayakan santriwati mengalami baby blues susai melahirkan.
Baca juga: Korban Ungkap Bukti Dugaan Kecurangan CPNS Buton Selatan, Nama Lulus Tercatat di Laman Resmi BKN
Baca juga: Reaksi Santriwati Korban Pencabulan Guru Pesantren saat Dengar Suara Pelaku: Teriak Histeris
Mereka tak mau makan dan merasakan sedih berlarut-larut.
Namun setelah menjalani trauma healing, korban dan orangtua korban perlahan-lahan mulai dapat menerima kenyataan.
"Alhamdulillah, yang rasanya mereka (awalnya) tidak terima, namanya juga bayi, cucu darah daging mereka, akhirnya mereka rawat, walau saya menawarkan kalau ada yang tidak sanggup, saya siap membantu," imbuhnya.
Untuk diketahui, keji Herry Wirawan pemilik pondok pesantren khusus satri anak peremuan atau satriwati, terjerat kasus pencabulan anak di bahawah umur.
Pondok yang dikelola Herry bernama Pesantren Madani Boarding School dan Yayasan Manarul Huda Antapani (Madani).
Pondok pesantren itu gratis. Sehingga banyak keluarga santriwati yang menitipkan anak untuk dididik. (*)
(TribunnewSultra.com)