OPINI

Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dan Keterlibatan Parpol yang “Merasa” Paling NU

Salah satu agenda penting momentum lima tahunan di organisasi muslim terbesar di dunia ini adalah memilih kepemimpinan di tubuh PBNU.

Handover
Muhiddin Nur Ketua Kaderisasi Nasional PB PMII Masa Khidmat 2017-2021 

Semestinya fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh PBNU diikuti oleh jam’iyah NU yang tersebar di berbagai parpol, bukan sebaliknya intervensi-intervensi politik dari Parpol yang harus diikuti oleh NU.

Ini sama halnya anak kecil mengintervensi orang tuanya. Bisa kualat Parpol yang berani bertindak demikian.

Sebagai organisasi milik milik umat, khususnya warga nahdliyin, yang di dalamnya dihuni oleh para ulama dan kiai, idealnya perhelatan Muktamar NU menjadi forum silaturahim.

Para ulama dan kiai baik untuk menentukan kepemimpinan PBNU mendatang maupun membahas berbagai masalah keumatan dan kebangsaan.

Gelaran Muktamar jangan dikotori oleh kepentingan politik Parpol manapun sekalipun Parpol itu merasa diri paling NU.

Hal ini untuk menjaga marwah para ulama dan kiai NU yang terus mengayomi dan menyejukkan umat tanpa membeda-bedakan latarbelakang parpol ataupun latar belakang lainnya. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved