Berita Konawe

Kisruh Penambangan Pasir Pembangunan Bendungan Ameroro, Begini Tanggapan DPRD Konawe

Begini tanggapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) soal kisruh penambangan pasir Bendungan Ameroro.

Penulis: Arman Tosepu | Editor: Sitti Nurmalasari
handover
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Konawe, Dr Ardin beserta anggota DPRD Konawe, H Alaudin, Samiri, Hermansyah Pagala dan Umar Dema angkat bicara terkait kisruh penambangan pasir untuk pembangunan Bendungan Ameroro. 

"Semua bisa menikmati hasil pembangunan yang dilakukan oleh PT Wika," harap Hermansyah.

Sementara itu, Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari juga diharapkan adil dalam mengeluarkan rekomendasi kepada para penambang galian C (pasir).

Mantan Ketua KPU Konawe ini juga berencana bakal menghadirkan semua pihak terkait dalam pembangunan Bendungan Ameroro di rapat dengar pendapat nanti yang akan digelar dalam waktu dekat.

Anggota DPRD Konawe lainnya, Umar Dema mendukung rencana rapat dengan pendapat yang bakal digelar dalam waktu dekat tersebut.

"Kami akan meluangkan waktu hearing bersama-sama untuk mencari solusi terbaik," jelas Umar.

Penambang Pasir Tradisional di Kabupaten Konawe Demo DPRD
Penambang Pasir Tradisional di Kabupaten Konawe Demo DPRD (TribunnewsSultra.com/ Arman Tosepu)

Sebelumnya, Konsorsium Lembaga Swadaya Masyarakat dan puluhan penambang pasir tradisional di Kabupaten Konawe demonstrasi di Gedung DPRD Konawe, Kamis (7/10/2021).

Kedatangan Konsorsium LSM dan puluhan penambang pasir tradisional itu ke DPRD Konawe meminta agar para penambang pasir diberdayakan dalam pembangunan proyek strategis nasional Bendungan Ameroro.

Selain itu, juga sebagai dukungan atas adanya penolakan dari pihak lain dengan adanya penambang pasir tradisional ini.

"Kehadiran Bendungan Ameroro adalah kepentingan seluruh masyarakat Kabupaten Konawe. Dengan lahirnya Bendungan Ameroro akan melahirkan kondisi ekonomi yang lebih baik," kata seorang orator aksi, Sumantri.

Sumantri juga menuding, jika ada pihak yang ingin menganggu proses pembangunan proyek nasional itu dan menghentikan penggunaan jasa para penambang pasir tradisional.

"Kenapa hari ini dengan adanya Bendungan Ameroro muncul gerakan-gerakan separatis yang ingin menolak proses penambangan lokal di Kabupaten Konawe," jelasnya.

Massa aksi berharap pembangunan Bendungan Ameroro ini tetap memberdayakan para penambang pasir tradisional yang ada di Konawe. (*)

(TribunnewsSultra.com/Arman Tosepu)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved