PPKM Mikro di Kendari
PPKM Mikro di Kendari, Pengenalan Sekolah untuk SD dan SMP Digelar Secara Daring
Pemberlakuan PPKM Mikro juga berdampak juga terhadap seluruh sekolah SD dan SMP di Kota Kendari.
Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Laode Ari
Muchdar mengatakan meski sekolah dibuka pascapenerapan PPKM Mikro, tidak serta merta langsung pembelajaran tatap muka digelar.
"Pasti kita evaluasi dulu jika sekolah akan dibuka lagi. Kami harus bertemu wali kota dulu. Meski PPKM Mikro dicabut, kalau sekolah belum siap ya nggak bisa juga," ucapnya.
Tawarkan Guru Keliling
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan Dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari Makmur mengatakan, penundaan terpaksa dilakukan meski 95 persen sekolah siap menggelar pembelajaran tatap muka.
"Tetapi karena perintahtentu kita di dunia pendidikan wajib patuh dengan intruksi dan mengikuti itu," kata Makmur saat ditemui di kantor Dikmudora, di Jl Balai Kota III, Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Rabu (7/7/2021).
Makmur mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dan sosialisasi kepada perwakilan masing-masing sekolah tingkat TK, SD, dan SMP di Kota Kendari.
Baca juga: Kendari Zona Kuning Covid-19, 50 Ribu Siswa SD hingga SMP Bakal Belajar Tatap Muka 12 Juli 2021
Sebanyak 106 Taman Kanak-kanak, 123 SD dan 46 SMP baik negeri maupun swasta di Kota Kendari terpaksa tidak melakukan pembelajaran tatap muka.
Sehingga pembelajaran untuk semester I TP 2021/2022 ini kembali dilakukan secara daring seperti sebelumnya dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Ya kita akan mulai tanggal 12 sesuai dengan tahun ajaran baru ini, intinya skenarionya sudah siap juga dengan (pembelajaran) jarak jauh atau daring," ujarnya.
Selain pembelajaran secara daring, masing-masing sekolah juga menyediakan guling atau guru keliling.
Hal itu sebagai antisipasi jika terjadi kendala selama proses daring, misalnya permasalahan dengan kualitas jaringan atau kuota internet yang habis.
Guru keliling yang dibentuk oleh Kepala Sekolah, akan mendeteksi siswa yang tidak pernah menyelesaikan tugas, menyetor tugas, tidak pernah kontak melalui telepon maupun lewat aplikasi lainnya, atau kendala bencana alam.
"Kami berharap gurunya atau kepala sekolahnya menyambangi kediaman siswanya itu, tentu berkoordinasi dahulu dengan pemerintah setempat seperti Kelurahan atau RT RW untuk memastikan kondisi siswanya," katanya.
Pihaknya juga memastikan di area itu pembelajaran yang dilakukan guru keliling itu tidak terinfeksi Covid-19.
"Karena sekarang yang kita takutkan ada namanya kluster keluarga," ujarnya.