Berita Konawe

Bantah Dugaan Malapraktik, Rumah Sakit Konawe Sebut Bayi 1 Bulan Hanya Luka di Hidung, Efek Alat Ini

Pihaknya menyebut, kondisi hidung tanpa tulang yang dialami seorang bayi Muh Zaidan Alfariski berusia (1,6) bulan adalah efek pemasangan alat bantu na

Penulis: Arman Tosepu | Editor: Fadli Aksar
(TribunnewsSultra.com/Arman Tosepu)
Juru Bicara RSUD Konawe, dr Dyah Nilasari (kanan). Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membantah dugaan malapraktik. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membantah dugaan malapraktik.

Pihaknya menyebut, kondisi hidung tanpa tulang yang dialami seorang bayi Muh Zaidan Alfariski berusia (1,6) bulan adalah efek pemasangan alat bantu napas.

Sebelumnya, Muh Zaidan Alfariski, warga Kelurahan Tuoy, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, kehilangan tulang lunak di antara lubang hidungnya usai dirawat di RSUD Konawe, Selasa (8/6/2021).

Juru Bicara RSUD Konawe, dr Dyah Nilasari menjelaskan, pertama kali mendapat keluhan keluarga pasien, Senin (07/6/2021) lalu.

"Setelah itu kami tindak lanjuti dengan coba menghubungkan keluarga dengan dokter dan perawat terkait," kata Dyah saat menggelar konferensi pers, Rabu (09/6/2021).

Baca juga: Diduga Malpraktik saat Dirawat di RS, Bayi Berusia 1 Bulan di Konawe Kehilangan Bagian Tulang Hidung

Dyah mengatakan, Selasa (08/6/2021) kemarin telah dilakukan pertemuan tersebut, mereka telah menjelaskan kepada orang tua Muh Zaidan Alfariski terkait persoalan ini.

Saat diperiksa di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Konawe, pasien dalam keadaan sesak berat.

"Untuk penanganan pertama dipasang selang oksigen yang menggunakan selang biasa itu, ternyata kondisi pasien tidak membaik," lanjut Dyah.

Keluarga pasien kemudian disarankan untuk penggunaan alat bantu napas (Sipet).

Pasalnya, jika tidak menggunakan alat bantu, kondisi pasien bisa bertambah buruk.

"Namun, kerugiannya alat ini tekanannya tinggi karena untuk mensuplai paru-paru juga otak, jadi efek sampingnya mulai ada gangguan di paru-paru, kemudian minimal luka di hidung," ujar Dyah.

Bahkan, saat di ruangan pun, dokter anak yang menangani pasien juga kembali menjelaskan mengenai efek samping tersebut.

Dyah menyebut orang tua pasien pun saat itu setuju yang bakal timbul.

"Ada bukti tanda tangan tertuang di situ," imbuh Dyah.

Baca juga: Dorong Perekonomian Daerah, OJK Sultra Gelar Bazar Intermediasi di Universitas Lakidende Konawe

Paa 29 Mei 2021, ibu pasien meminta agar Sipet yang terpasang pada anaknya dilepas.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved