Berita Sulawesi Tenggara
Pasangan Duta Museum Sulawesi Tenggara 2025 Ajak Generasi Muda Jaga Warisan Budaya Sultra
Dua anak muda Sulawesi Tenggara, Muhammad Qasim Ama Zahrawi dan Khayatul Kursyi ajak generasi muda jaga budaya.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dua anak muda Sulawesi Tenggara, Muhammar Qasim Alzahrawi dan Khayatul Nufuzhye resmi terpilih sebagai Duta Museum Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025.
Keduanya hadir dalam Podcast Tribun Corner dan membagikan pengalaman serta komitmen mereka dalam mengajak generasi muda lebih dekat dengan museum dan warisan budaya daerah. (19/11/2025).
Amar, pelajar MAN 1 Konawe yang meraih juara 1, mengaku sempat ragu mengikuti ajang tersebut sebelum akhirnya mendapat dorongan kuat dari keluarganya.
“Awalnya saya ragu mau daftar, tapi orang tuaku bilang ‘Coba saja, siapa tahu rezeki," ujarnya.
Amar juga mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan dengan koleksi museum, khususnya Kaghati Kolope, layang-layang kuno asal Muna yang menjadi ikon budaya Sultra.
“Saya tidak menyangka budaya kita sekaya itu, apalagi saat melihat langsung Kaghati Kolope,” tambahnya.
Baca juga: Duta Museum Sulawesi Tenggara Lahir, Tugas Berat Muhamar & Khayatul: Kampanyekan Sejarah dan Budaya
Sementara itu, Khay yang meraih gelar Winner mengungkapkan bahwa awalnya ia mengikuti ajang tersebut hanya untuk mengisi waktu sambil menunggu jadwal sidang skripsi.
Namun tak disangka, ia dinobatkan sebagai juara pula.
Ia juga menegaskan bahwa museum saat ini tidak lagi bersifat kaku dan membosankan.
“Museum itu bukan tempat yang boring, tapi ruang kreatif untuk anak muda, ujarnya”.
Keduanya menyatakan komitmen untuk menjadikan museum sebagai ruang edukasi dan kreativitas yang ramah bagi generasi muda.
Mereka berencana memanfaatkan media sosial, konten kreatif, dan kegiatan kolaboratif untuk menarik perhatian dan minat anak muda terhadap museum.
Museum Provinsi Sulawesi Tenggara buka Senin - Jumat pukul 08.00-15.00 WITA dengan biaya masuk Rp3.000 saja
Pada akhir pekan, museum yang beralamatkan di Jalan Abunawas No. 191, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, tetap melayani kunjungan melalui permohonan khusus.
Menutup sesi podcast, keduanya menyampaikan pesan penting bagi generasi muda dan menegaskan pentingnya museum sebagai ruang berkembangnya kreativitas.
“Kami ingin museum jadi tempat anak muda belajar, berkarya, dan mencintai warisan budaya Sulawesi Tenggara,” tutupnya. (*)
Artikel ini ditulis tim magang mahasiswa dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka adalah Kamaria, Fifi, Siti Norani, Meli Alisa, dan Wa Ode Iin.
(TribunnewsSultra.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Dua-anak-muda-Sulawesi-Tenggara-Muhammar-Qasim-Alzahrawi-dan-Khayatul-Nufuzhye.jpg)