Berita Sulawesi Tenggara
Pomalaa Jadi Daerah Terpanas di Sultra Suhu Capai 36,6 Derajat, Akademisi Sebut Akibat Deforestasi
Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka menjadi daerah terpanas di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka menjadi daerah terpanas di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Wilayah tersebut berjarak 169 kilometer dari Kantor Balai Kota Kendari, Jalan Abdullah Silondae, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga.
Dapat ditempuh melalui perjalanan darat menggunakan motor ataupun mobil selama 3 jam 44 menit.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Sultra mencatat, suhu tertinggi di Pomalaa mencapai 36,6 derajat celcius.
Hal itu diungkapkan Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie beberapa waktu lalu.
Baca juga: 3 Krisis Lingkungan Global, FHIL UHO Kendari Bahas Mitigasi Perubahan Iklim di Sulawesi Tenggara
"Yang terjadi peningkatan suhu udara yang cukup signifikan yang melonjak itu berada di wilayah Pomalaa dan sekitarnya," katanya.
Dia menjelaskan, pada Oktober 2025 terjadi peningkatan suhu udara secara signifikan hampir di seluruh wilayah Sultra.
Namun dia menilai, temperatur di Sulawesi Tenggara masih terbilang normal berkisar antara 33 hingga 34 derajat celcius.
Berbeda dengan Pomalaa, kecamatan ini justru dua derajat lebih tinggi dibandingkan daerah lain se-Sultra.
"Suhu tertinggi 36,6 derajat celcius, nilai itu sudah masuk kategori ekstrem, kategori ekstrem ini berkisar 37 derajat," ujar dia.
Baca juga: Dari 17 Daerah di Sulawesi Tenggara, Ini Alasan Wakatobi Masuk Kategori Tidak Rawan Banjir
Faizal Habibie bilang, suhu udara 36,6 derajat sangat jarang terjadi dan ini diakibatkan oleh banyak faktor.
Misalnya gerak semu matahari yang berada tepat di atas wilayah Sultra sehingga mengurangi vegetasi di sekitarnya.
Menurut akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Dr Lies Indriyani, peningkatan suhu udara juga dipengaruhi oleh deforestasi.
Deforestasi merupakan suatu kondisi hilangnya tutupan hutan secara permanen akibat alih fungsi lahan.
"Tentunya ini tidak lepas dari aktivitas itu, kita ketahui Pomalaa adalah salah satu daerah pertambangan paling sibuk," jelasnya.
Baca juga: BMKG Prediksi Musim Hujan di Sulawesi Tenggara Mulai November 2025, Puncaknya April 2026
Bagi dia, setiap wilayah dengan industri nikel di Indonesia seharusnya dibarengi dengan peningkatan penanaman pohon.
Sebab jika tidak, jumlah gas rumah kaca seperti karbondioksida meningkat dan berakibat pada meningkatnya suhu udara.
Oleh karena itu, Dr Lies mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk menjaga kondisi lingkungan tetap nyaman untuk ditinggali. (*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
| Prakiraan Cuaca Sulawesi Tenggara 2 September 2025: Kendari Cerah Berawan, Suhu 31 Derajat Celcius |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca BMKG di Sulawesi Tenggara 6 Agustus 2025: Kendari, Baubau Berawan, Suhu 30 Derajat |
|
|---|
| Guru di Kendari Sulawesi Tenggara Bantah Lecehkan Murid SD, Cuma Elus dan Cek Suhu Badan Siswanya |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca BMKG Kota Kendari Sulawesi Tenggara Minggu 22 Oktober 2023 Suhu Capai 33 Derajat |
|
|---|
| Suhu Udara Wilayah Kota Kendari Capai 33 Derajat Celcius, Ternyata Ini Penyebabnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Pomalaa-Jadi-Daerah-Terpanas-di-Sultra-Suhu-Capai-366-Derajat-Akademisi-Sebut-Akibat-Deforestasi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.