5 Kejanggalan Kematian Dosen di Semarang, Darah di Bagian Tubuh Korban, Sosok AKBP B Dicurigai

Ringkasan Berita:

• Dosen Untag Semarang, DLL tewas tanpa busana di sebuah hotel. 
• Deretan kejanggalan atas kematiannya banyak dipertanyakan keluarga.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut ini lima kejanggalan kematian dosen Untag Semarang berinisial DDL (35). 

Ditemukan tewas tanpa busana di sebuah hotel. 

DDL tidak sendirian, ia bersama dengan seorang perwira polisi berinisial AKBP B.

Keluarga mencurigai deretan kejanggalan yang terjadi pada penemuan jasad korban di sebuah kamar hotel. 

Lantas apa saja kejanggalan tersebut?

Simak ulasan berikut ini dikutip dari Tribunnews.com: 

1. Ditemukan Bersama Saksi Pertama

Diketahui, jasad DLL pertama kali ditemukan oleh seorang anggota polisi berinisial AKBP B.

Sosok AKBP B ini diketahui merupakan anggota polisi yang bertugas di bagian Dalmas. 

Baca juga: Penjelasan BMKG Sulawesi Tenggara Soal 2 Pria Tewas Tersambar Petir di Morosi Konawe, Tips Aman

Hal ini dianggap janggal, Ketua Umum Komunitas Muda-Muda Alumni Untag Semarang, Jansen Henry Kurniawan menuturkan penemuan jasad dosen oleh seorang anggota polisi ini dinilai tak masuk akal lantaran kinerja AKBP B tak ada hubungannya dengan tindak pidana.

"Kami melihat kejadian ini janggal, karena ada oknum polisi bagian Dalmas yang tidak ada kaitannya dengan tindak pidana, justru menemukan korban pertama kali." ujar Jansen dikutip Tribunnews.com.

Saat ini, AKBP B telah dimintai keterangan untuk mengetahui peristiwa kematian korban.

2. AKBP B Ternyata Masuk KK Dosen DDL

Fakta lain mengungkap kejanggalan lainnya. 

Ternyata AKBP B masuk dalam satu keluarga yang sama dengan DDL. 

Keduanya berstatus sebagai saudara. 

Hal ini diungkapkan salah satu keluarga korban selepas kematian DLL.

"Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP B), katanya sebagai saudara. Kecurigaan ini muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dengan saksi pertama kok sama, ternyata mereka satu KK, korban dimasukkan ke KK sebagai saudara," kata Tiwi.

Tiwi mengaku, kaget atas hubungan antar korban dan saksi pertama. 

3. Sosok AKBP B Memantik Rasa Penasaran Keluarga Korban

Pada dasarnya, jika saling mengenal harusnya AKBP B turut hadir ketika saudaranya tewas. 

Keresahan ini diungkapkan Tiwi. 

Sejauh yang ia tahu, korban tak pernah menceritakan sosok polisi tersebut dalam keluarganya.

"Kami baru tahu tadi siang (Selasa, 18 November 2025), hubungan korban dan saksi pertama infonya agar korban bisa pindah KTP Semarang maka masuk KK-nya saksi pertama," bebernya. 

Namun, keluarga korban juga bertanya-tanya mengapa polisi tersebut tak muncul di rumah sakit ketika jenazah korban hendak dilakukan autopsi.

"Kalau namanya saudara harusnya hadir karena sebagai saudara harusnya hadir, tapi sampai sore dia (polisi) itu tidak datang," terangnya.

4. Ada Darah pada Beberapa Bagian Tubuh Korban

Salah satu yang menjadi tanda tanya besar pihak keluarga korban ialah mengenai penyebab kematian korban ada beberapa kejanggalan di antaranya informasi kematian korban yang berjarak cukup jauh.

Korban ditemukan meninggal dunia pada Senin (17/11/2025) pagi sekitar pukul 05.30 WIB, tapi keluarga baru menerima informasi kematian korban pada Senin petang.

Korban juga ditemukan dalam kondisi telanjang dan telentang begitu saja di lantai kemarik tanpa alas apapun.

Keluarga korban yang menerima foto itu lantas curiga atas kematian korban yang ditemukan dalam kondisi tersebut.

Pada bagian lain, wajah korban dalam foto tersebut juga sangat berbeda dengan kondisi semasa hidup.

"Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban. Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima,  ada bercak darah keluar dari bagian intim korban. Nah ini yang masih membuat keluarga korban masih merasa janggal atas kematian ini," terang Tiwi.

Kendati merasa janggal atas kematian korban, keluarga korban sejauh ini masih menunggu keputusan keluarga besar untuk langkah hukum ke depannya.

"Sebenarnya keluarga sudah menggebu-gebu tapi silahkan nanti keluarga terutama kakak kandung dari korban," ujar Tiwi.

5. Tentang Korban

DLL ditemukan tewas dalam kondisi tergeletak tanpa busana lantai di sebuah kamar kos-hotel (kostel) Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Senin (17/11/2025) sekira pukul 05.30 WIB. 

Dibalik kematian DLL yang menyimpan banyak kejanggalan, terkuak ternyata DLL satu Kartu Keluarga (KK) dengan AKBP B.

Hal ini baru diketahui keluarga setelah kematian DLL.

Adapun sebelumnya Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasoir mengatakan korban sempat bermalam bersama seorang laki-laki di kamar hotel tersebut. 

“Inisialnya D, usia 35 tahun. Dia berdua dengan seseorang. Mereka satu kamar, sama laki-laki,” ujar Nasoir, Selasa (18/11/2025).

Korban merupakan tenaga pendidik yang mengajar di Untag sebagai dosen hukum pidana. 

Tiwi, salah satu kerabat korban menyebut sosok DLL dikenal pendiam. 

Ia mengungkap, korban sudah merantau bekerja di Kota Semarang sekitar empat tahun terakhir.

Korban yang merupakan warga asli Purwokerto merantau ke kota Semarang selepas ayah dan ibunya meninggal dunia.  

"Korban masih sendiri (lajang), ia kuliah hingga jadi dosen tetap di Untag belum lama sekitar 2021 atau 2022," kata kerabat korban, Tiwi saat dihubungi Tribun, Selasa (18/11/2025).

Selama di Semarang, korban sebenarnya tidak tinggal di kos-hotel tersebut.

Korban memiliki kamar kos sendiri yang lokasinya memang tak jauh dari kostel tempat korban ditemukan meninggal dunia.

"Ya kabarnya korban sering keluar masuk kostel itu akhir-akhir ini," paparnya.

Menurut Tiwi, korban juga tidak memiliki riwayat penyakit tertentu selama tinggal di kota Semarang.

"Korban dari dulu kelihatan sehat tidak ada tanda-tanda sakit tertentu," beber Tiwi.

Sejauh ini keluarga korban belum bisa mengungkap hasil autopsi jenazah korban.

Menurut Tiwi, pihak keluarga yang menunggu proses tersebut di rumah sakit belum memberikan kabar,  hingga Selasa (18/11/2025) malam. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TERKUAK Hubungan Dosen Untag Tewas Tanpa Busana di Hotel dengan AKBP B, Keluarga Syok Ternyata 1 KK 

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)(TribunMedan.com)