Berita Konawe Selatan
Pakan Mandiri dari Alga Bisa Jadi Solusi Hemat untuk Pembudidaya Udang dan Bandeng di Konawe Selatan
Akademisi dari Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara mengajak pembudidaya bisa lebih hemat biaya pakan diolah dari alga.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Tujuan utamanya adalah meningkatkan produktivitas perikanan secara berkelanjutan sambil memulihkan dan menjaga ekosistem mangrove.
Karena menurut Wa Iba, Desa Ranooha Raya yang terletak di kawasan pesisir bersebelahan dengan hutan mangrove seluas lebih dari 260 hektare.
"Sehingga, implementasi model Silvofishery berbasis IMTA sangat penting untuk meningkatkan efisiensi aliran nutrien, meminimalkan limbah budidaya,
menjaga kualitas air tambak, serta meningkatkan produksi organisme budidaya," jelasnya.
"Inovasi pakan mandiri berbasis alga ini menjadi bagian dari strategi menyeluruh untuk memperkuat sistem IMTA sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove di kawasan tersebut," sambungnya.
Kegiatan ini menggandeng Koperasi Mutiara Teluk Staring yang menaungi kelompok pembudidaya bandeng, udang, kepiting, dan teripang di kawasan pesisir.
Solusi Tantangan Pembudidaya
Salah satu tantangan utama dari para pembudidaya tambak adalah tingginya biaya pakan komersial yang selama ini mencapai lebih dari 60 persen biaya produksi, serta rendahnya pemanfaatan potensi lokal seperti makroalga Sargassum sp. dan hasil tangkapan sampingan (bycatch) sebagai bahan baku pakan alternatif.
Wa Iba, S.Pi., M.App.Sc., Ph.D menjelaskan bahwa Sargassum sp (jenis rumput laut berwarna cokelat) merupakan salah satu komoditas yang melimpah di wilayah Teluk Staring dan memiliki kandungan mineral, protein, dan senyawa bioaktif seperti fucoidan yang bermanfaat bagi peningkatan imun dan performa pertumbuhan ikan maupun udang.
“Dengan proses fermentasi, kandungan nutrisi Sargassum meningkat dan lebih mudah diserap, sehingga sangat ideal sebagai aditif pakan pada sistem budidaya IMTA. Pengembangan pakan ini membantu pembudidaya mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap pakan pabrik,” ungkapnya.
Dalam materi pelatihan, tim juga memaparkan hasil riset global mengenai manfaat makroalga sebagai bahan aditif pakan, seperti peningkatan feed intake, perbaikan konversi pakan, hingga peningkatan status antioksidan dan kekebalan ikan.
Selain diberikan cara memproses pakan mandiri dari alga, warga juga dilatih untuk memasarkan secara online.
Mulai dari membuat konten media sosial untuk mempromosikan pakan buatan sendiri, foto produk, hingga pembuatan brosur.
"Tujuannya adalah memperluas pasar pakan lokal dan meningkatkan nilai jual produk budidaya mereka," kata Wa Iba.
Proses pembelajaran tak berhenti sampai di situ saja. Karena para dosen UHO Kendari juga mengajarkan membuat pembukuan usaha sederhana untuk pembuatan pakan mandiri dapat berkembang sebagai unit ekonomi mikro di tingkat desa.(*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/edukasi-di-desa-ranooha-konawe-selatan-bersama-tim-dosen-UHO-Kendari.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.