Berita Sulawesi Tenggara

Daniel Lunda Perajin Rotan di Wolasi Konsel Sulawesi Tenggara, Sebulan Bisa Hasilkan 60 Kursi Santai

Total perajin rotan di Desa Leleka, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), berkisar 30 orang.

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
PERAJIN ROTAN - Daniel Lunda, salah satu perajin rotan di Desa Leleka, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). 

Ringkasan Berita:
  • Daniel Lunda, perajin rotan asal Desa Leleka, Konsel, Sultra, telah menekuni bisnis meubel rotan sejak 2021
  • Produk kursi santai rotan buatan Daniel dipasarkan tidak hanya di Kendari, tetapi juga ke Baubau, Makassar, Ternate, hingga Gorontalo berkat platform daring
  • Daniel menghadapi tantangan berkurangnya tanaman rotan akibat alih fungsi lahan serta persaingan dengan sekitar 30 perajin lain di Desa Leleka

 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Daniel Lunda, salah satu perajin rotan di Desa Leleka, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dia mulai menjalankan bisnis meubel rotan sejak empat tahun lalu atau sekitar tahun 2021 silam.

Orang tuanya berasal dari Tanah Toraja Sulawesi Selatan yang hijrah ke Bumi Anoa hingga melahirkan Daniel.

Dahulu, ayah dan ibunya juga bekerja di bidang meubel rotan yang membuatnya secara tidak langsung belajar berbisnis dan membuat kerajinan rotan.

Baca juga: Daftar Destinasi Prioritas Penyangga Wakatobi Sultra, Pemprov Siapkan Event 7 Klaster Wisata 2026

Di tambah, selama hampir 20 tahun dirinya sempat bekerja meubel kayu di Ibu Kota Provinsi Sultra, Kendari.

Dalam sehari, dia bisa menghasilkan dua kursi santai berbahan dasar rotan.

Artinya, dalam sebulan Daniel memproduksi hingga 60 buah dengan harga per kursinya senilai Rp300 ribu.

"Tapi kalau ambil partai bisa kurang, minimal 10 kursi saya kasih Rp250 ribu per buah," katanya kepada TribunnewsSultra.com.

Pelanggannya tak hanya dari Kota Kendari, tetapi juga berasal dari luar daerah seperti Baubau, Makassar, Ternate, hingga Gorontalo.

Dia bilang, penjualan kursi santai rotan itu bisa menjangkau berbagai provinsi berkat platform daring alias lokapasar.

Baca juga: Unsultra Siapkan Pengusaha Muda Perkuat Ekonomi Sulawesi Tenggara, Jalin Kerjasama dengan Asprima

Untuk membuat kursi santai, dia memerlukan 60 batang rotan besar dan 60 batang rotan kecil sepanjang empat meter.

"Ini bisa buat 10 bale-bale (sebutan untuk kursi santai)," ujar Daniel.

Tantangan yang dihadapi para perajin di wilayahnya saat ini adalah berkurangnya jumlah tanaman rotan akibat alih fungsi lahan.

Selain itu, dia juga bercerita kalau lokasi usaha meubel rotan miliknya berada tepat di tengah-tengah deretan para perajin lain.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved