Berita Kolaka Timur

Menata Negeri, Mengalirkan Harapan di Atas Jembatan Ueesi Kolaka Timur

Petugas TMMD ke-126 Kodim 1412/Kolaka dan warga mengerjakan jembatan dan perbaiki jalan di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara

Dokumentasi TribunnewsSultra.com
JEMBATAN DI UEESI - Jembatan Penghubung Desa Alaha menuju Desa Tongguna, Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menjadi sasaran kegiatan TMMD ke-126 Kodim 1412/Kolaka. (Dokumentasi TribunnewsSultra.com) 

Kata-katanya sederhana, tapi mengandung kekuatan moral.

PENINJAUAN TMMD - Kolonel Inf Fajar Ali Nugraha, S.Sos., M.Han didampingi Dansatgas TMMD Kodim 1412/Kolaka, Letkol Inf Choky Gunawan, S.Sos., M.Han saat meninjau lokasi kegiatan TMMD ke-126 Kodim 1412/Kolaka di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). (Dokumentasi TribunnewsSultra.com)
PENINJAUAN TMMD - Kolonel Inf Fajar Ali Nugraha, S.Sos., M.Han didampingi Dansatgas TMMD Kodim 1412/Kolaka, Letkol Inf Choky Gunawan, S.Sos., M.Han saat meninjau lokasi kegiatan TMMD ke-126 Kodim 1412/Kolaka di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). (Dokumentasi TribunnewsSultra.com) (Dokumentasi TribunnewsSultra)

Mengurai Masalah di Setiap Genangan

Selain jalan yang sempit dan berlumpur, genangan air menjadi musuh abadi di sepanjang jalur Alaha–Tongguna. 

Setiap hujan datang, air tak punya tempat mengalir.

Ia menggenang di tengah badan jalan, membentuk kubangan luas yang menelan roda kendaraan dan langkah kaki warga. 

Drainase yang buruk selama bertahun-tahun menjadikan air sebagai penjaga tak kasat mata, menghalangi perjalanan dan menunda harapan.

Pagi itu, deru alat berat kembali berpadu dengan suara cangkul dan sekop. 

Satgas TMMD bersama warga bahu-membahu menggali tanah, mengukur kedalaman, lalu menata besi dan cetakan semen untuk membangun 12 titik plat duiker. 

Tangan-tangan kasar mereka bekerja tanpa jeda di bawah terik matahari.

Baca juga: Jembatan Permanen Rp60 Miliar Bakal Dibangun di Sambandete Konawe Utara Sulawesi Tenggara Tahun 2026

Beberapa prajurit membantu mengaduk semen, sementara warga menata batu kali di sisi parit.

“Kalau dikerjakan bersama, seberat apa pun bisa kita angkat,” ujar salah satu anggota Satgas sambil tersenyum.

Di antara peluh dan tawa, lahirlah semangat gotong royong yang menyatukan TNI dan rakyat dalam satu tujuan mengalirkan air, sekaligus mengalirkan kehidupan.

Sentuhan di Rumah Warga

TMMD bukan sekadar jalan dan jembatan. 

Mereka juga membawa harapan baru ke rumah-rumah warga. 

Dua unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kini berdiri tegak dengan cat hijau khas TNI. 

Dinding yang dulu rapuh kini kokoh, atap yang bocor kini tertutup rapi.

“Dulu tiap hujan saya tak bisa tidur,” ujar seorang ibu dengan mata berkaca. “Sekarang rumah ini sudah kuat. Terima kasih, Pak Tentara.”

AIR SUMUR BOR -  Air yang sudah mengalir dari pembuatan sumur bor di lokasi TMMD ke-126 Kodim 1412/Kolaka di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). (Dokumentasi TribunnewsSultra.com)
AIR SUMUR BOR - Air yang sudah mengalir dari pembuatan sumur bor di lokasi TMMD ke-126 Kodim 1412/Kolaka di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). (Dokumentasi TribunnewsSultra.com) (Dokumentasi TribunnewsSultra)

Menyentuh Air Kehidupan

Kebutuhan air bersih pun menjadi perhatian.

Melalui program unggulan Kasad, lima titik sumur bor kini menggali kehidupan dari perut bumi. 

Air mengalir deras dari pipa-pipa paralon, mengisi ember-ember dan hati warga yang haus akan perubahan. 

Anak-anak tertawa, berlarian di bawah pancuran air baru, sebuah simbol sederhana dari kemakmuran yang mulai tumbuh.

Membangun dari Dalam

Pembangunan tak berhenti di fisik. 

Satgas TMMD juga menggugah kesadaran masyarakat lewat penyuluhan non-fisik. 

Tentang stunting dan KB, mereka berbicara tentang masa depan anak-anak. 

Tentang kesehatan dan pengobatan gratis, mereka menyalakan kembali semangat hidup warga. 

Tentang ketahanan pangan, mereka menanam harapan di tanah yang sama yang mereka ratakan.

Pembangunan jiwa, mereka sebut pondasi yang tak terlihat, tapi paling kokoh.

Kegiatan-kegiatan itu menjadi ruang edukasi bagi masyarakat untuk memahami pentingnya kesehatan, kesejahteraan, dan kemandirian. 

TNI hadir bukan hanya sebagai pembangun, tapi juga sebagai pendidik dan pendamping rakyat.

Baca juga: Sulawesi Tenggara Akan Miliki Jembatan Terpanjang Kedua di Indonesia, Hubungkan Pulau Muna dan Buton

Apresiasi dan Kebersamaan

Menjelang akhir kegiatan, Tim Wasev tiba di lokasi, dipimpin oleh Kolonel Inf Fajar Ali Nugraha, S.Sos., M.Han.

Ia meninjau setiap titik kegiatan, didampingi Dansatgas dan unsur Forkopimda.

“TMMD bukan hanya sekadar pembangunan, tapi tentang kemanunggalan antara TNI dan rakyat. Itu yang paling berharga,” ujarnya memberi apresiasi.

Kehadirannya menjadi penyemangat bagi seluruh anggota Satgas dan masyarakat yang telah bekerja bahu-membahu sejak awal.

Terbayar dengan Senyum

Hari demi hari berlalu, dan perjuangan itu kini membuahkan hasil.

Jembatan yang dulu lapuk kini berdiri gagah dengan papan-papan baru yang kuat menahan langkah.

Jalan yang dulu sempit dan berlubang kini lebar, mulus, dan mudah dilalui.

Baca juga: Daftar 10 Ruas Jalan di Sulawesi Tenggara Program Jamaah Gubernur ASR: 8 Selesai, 2 Hampir Rampung

Guratan bekas air kini tertutup rapi oleh plat duiker.

Rumah warga berdiri anggun, berwarna hijau penuh harapan.

Dan dari paralon-paralon baru, air mengalir membawa kehidupan, membawa senyum.

Di ujung senja, para prajurit duduk bersisian dengan warga. 

Seragam loreng dan baju lusuh rakyat menyatu dalam satu warna: warna kebersamaan.

Tak ada perbedaan, hanya ada rasa bangga dan syukur.

TMMD ke-126 bukan hanya meninggalkan jalan, jembatan, dan sumur.

Ia meninggalkan jejak loreng di hati rakyat Ueesi.

Jalan yang Menghubungkan Hati

Kini, di atas jalan yang telah rata dan jembatan yang kembali kokoh, anak-anak Desa Alaha dan Tongguna berlari gembira menuju sekolah tanpa rasa takut. 

Di setiap roda kendaraan yang melintas, tersimpan kisah tentang keringat dan pengorbanan.

Tentang loreng-loreng yang tak hanya membawa cangkul dan semen, tapi juga membawa harapan.

TMMD ke-126 bukan sekadar program pembangunan ia adalah cerita tentang kemanusiaan. 

Tentang bagaimana TNI dan rakyat bahu-membahu menulis kisah baru bagi pelosok negeri, dengan tinta perjuangan dan keberanian.

Di Ueesi, pembangunan bukan hanya tentang membuka jalan, tapi juga membuka mata dan hati.

Dan ketika malam tiba, di bawah bintang-bintang yang berpendar di langit Kolaka Timur, gema suara mesin yang dulu meraung kini berganti dengan tawa warga yang damai.

Mereka tahu, jalan ini bukan sekadar penghubung dua desa.

Ia adalah jembatan antara rakyat dan negaranya, antara perjuangan dan kemerdekaan sejati yang kini bisa mereka rasakan setiap kali melangkah di atas tanah yang dulu berlumpur, kini penuh arti. (*)

(TribunnewsSultra.com/Sitti Nurmalasari)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved