Kuliner Khas Sulawesi Tenggara

Kuliner Tradisional Kasoami Bentuk Mirip Tumpeng, Cita Rasa dan Asal Usul

Penulis: sawal
Editor: Muhammad Israjab
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasoami adalah salah satu kuliner tradisional berbahan dasar singkong, berasal dari Sulawesi Tenggara. Dianggap simbol budaya, persaudaraan dan ketahanan pangan masyarakat pesisir.

Sehingga, kombinasi lauk dan kasoami menciptakan harmoni rasa khas Sulawesi Tenggara.

Saat pembuatannnya, kuliner berbahan utama singkong ini, akan dibentuk seperti kerucut atau gunungan mirip tumpeng.

Cetakannya terbuat dari anyaman daun kelapa, bambu atau seng bentuk kerucut. Warna kasoami putih kekuningan, tergantung jenis singkong dan proses fermentasi ringan.

Pembuatan kasoami dimulai dengan memarut singkong segar. Parutan singkong kemudian diperas, mengurangi kadar air dan racun alami seperti sianida.

Baca juga: Gurihnya Ayam Parende Khas Muna Sulawesi Tenggara, Kuliner Sederhana yang Bikin Nagih

Ampas singkong didiamkan agar mengalami fermentasi ringan, lalu disaring untuk memisahkan bagian halus dan kasar.

Parutan halus dimasukkan ke dalam cetakan kerucut dan dikukus sekira 15-30 menit hingga padat sempurna.

Proses ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, serta menjadi ajang gotong royong keluarga.

Singkong sebagai bahan utama kasoami kaya karbohidrat, serat, dan vitamin B. Sehingga kuliner khas ini rendah lemak dan bebas gluten, cocok gaya hidup sehat dan alami.

Karena tidak menggunakan minyak atau pengawet, kasoami dinilai lebih sehat dibanding makanan olahan modern.

Kasoami dapat bertahan hingga 14–20 hari dalam suhu ruang, bahkan 30 hari jika belum dikukus.

Baca juga: Mengenal Kue Tradisional Karasi Khas Sulawesi Tenggara: Cita Rasa, Sejarah dan Filosofi

Keawetannya menjadikannya bekal ideal bagi nelayan dan pelaut yang berlayar jauh.

Meski jarang dijual di toko oleh-oleh karena daya tahan terbatas, kasoami tetap populer di pasar lokal dan rumah tangga.

Era modern, kasoami mulai kembali digemari sebagai bagian gaya hidup sehat dan kuliner lokal.

Komunitas kuliner dan pemerintah daerah mendorong pelestarian kasoami melalui festival dan promosi wisata kuliner.

Di sisi lain pasar tradisional Kendari, Baubau, dan Raha, kuliner kasoami masih dijajakan pelaku UMKM. (*)