Tribun UMKM

Kisah Asma Lestarikan Tenun Sulawesi Tenggara, Bina Puluhan Perajin di Kendari hingga Hasilkan Cuan

Penulis: Apriliana Suriyanti
Editor: Aqsa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Asma (baju orange) pemilik Rumah Tenun Manual Khas Sultra atau Asma Tenun di Jalan Bunga Kamboja, Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Asma memperlihatkan berbagai jenis kain tenun yang diproduksi maupun dipasarkannya di galeri tersebut, begitupun aktivitas para penenun di galerinya belum lama ini.

Tidak hanya memberdayakan penenun yang ada di Kota Kendari, Asma pun melatih anak-anak yang tak lain merupakan keluarganya sendiri.

Baca juga: Tenun Sultra Tampil di IFW 2024, Pj Gubernur Andap: Bukan Hanya Selembar Kain, Ada Dedikasi Perajin

Seperti Fatimah, kemenakan Asma yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Bocah inipun sudah pandai menghani alias menyusun benang.

Begitu pula Adisti (19), kemenakan sekaligus pekerja di Rumah Tenun Manual Khas Sultra yang belajar menghani sejak SMA.

Menurut Adisti, salah satu kesulitan yang dihadapi saat menghani adalah ketika keliru meletakkan benang dan mencari sambungannya.

“Sejauh ini senang menghani, yang susahnya itu kalau salah benangnya baru kita cari-cari sambungannya jadi kita harus ulang lagi,” jelasnya.

Apresiasi Pemerintah

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kendari Riza Ibrahim, Kamis (14/11/2024). Dispar bersama Dekranasda Kendari mendorong pengembangan produk ekonomi kreatif kain tenun khas Sulawesi Tenggara di melalui pembinaan dan pendampingan.

Kehadiran perajin tenun di Kota Kendari turut diapresiasi oleh pemerintah kota (pemkot) dalam hal ini dinas pariwisata serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).

Dinas pariwisata bersama Dekranasda Kendari pun mendorong pengembangan produk ekonomi kreatif kain tenun khas Sulawesi Tenggara tersebut.

"Ada empat kelompok perajin tenun di Kota Kendari," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, Riza Ibrahim, belum lama ini.

Pengembangan tersebut dilakukan melalui pembinaan dan pendampingan perajin maupun pemasar kain tenunnya.

"Kami melakukan pendampingan dan memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok tersebut," jelasnya.

Produk kain tenun tersebut juga diikutsertakan dalam berbagai kegiatan dan pameran.

Baik pameran yang berlangsung di Sulawesi Tenggara, maupun di luar Provinsi Sultra.

Langkah tersebut untuk mempromosikan industri tenun Kota Kendari.

Sehingga, masyarakat luas dapat lebih mengenal kearifan lokal khas Sultra khususnya kain tenun.

Riza juga Ibrahim berharap kelompok perajin tenun di Kota Kendari semakin kreatif dalam menghasilkan motif-motif tenun.

"Semoga teman-teman kelompok penenun juga semakin mandiri dalam mengelola industri tenun, dan mengikuti tren tanpa meninggalkan ciri khas daerah kita," ujarnya.(*)

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)